Para ahli memperingatkan ekonomi Afghanistan menuju keruntuhan. Itu bisa terjadi jika tidak ada tindakan cepat dari komunitas internasional.
Melansir NBC News, Kamis (26/8/2021), ekonomi Afghanistan yang digerakkan oleh aliran uang tunai terancam akibat penguasaan Taliban atas negara tersebut. Banyak aset dibekukan, bank ditutup hingga bantuan dari pihak asing yang dihentikan.
Ada yang meyakini bahwa Taliban akan mampu membalikkan keadaan saat ini. Asosiasi Bank Afghanistan mengumumkan Senin di Facebook, Taliban telah menunjuk Haji Mohammad Idris sebagai penjabat gubernur bank sentral. Namun Gul Maqsood Sabit, mantan wakil menteri keuangan, mengaku belum pernah mendengar tentang Idris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak sama sekali," kata Sabit, yang tinggal di California dan bekerja sebagai dosen di community college.
"Orang ini adalah seseorang yang bertugas di Komisi Ekonomi Taliban. Dia adalah seorang guru di (sekolah agama) di Pakistan, dan dari sanalah dia berasal, jadi hanya itu yang kami ketahui tentang orang ini, dan sekarang dia mengelola bank sentral. Dia mungkin tidak memiliki pengalaman sama sekali," terangnya.
Pemerintah baru yang dipimpin Taliban tidak menunjukkan bukti pengalaman Idris di bidang keuangan atau perbankan. Pengumuman itu muncul dua hari setelah kementerian keuangan Taliban menyatakan bahwa semua pegawai pemerintah akan dibayar seperti sebelumnya.
Pengamat dan pakar keuangan Afghanistan mengatakan itu adalah tanda terbaru bahwa tanpa intervensi lebih lanjut dari komunitas internasional, ekonomi negara itu dapat menderita bahkan lebih parah daripada yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
Tak lama setelah pemerintahan Presiden Ashraf Ghani jatuh pada 15 Agustus, nilai mata uang afghani merosot, jatuh hampir 8% terhadap dolar AS. Tetapi sejak 17 Agustus, mata uang lokal relatif stabil, mungkin karena praktis dibekukan. Sekarang hampir tidak mungkin untuk memindahkan uang ke dalam atau ke luar negeri. Dengan pegawai pemerintah tidak dibayar dan bank tidak buka, bahkan perdagangan sehari-hari pun sulit.
Pada hari Selasa, Bank Dunia mengatakan bahwa mereka telah menghentikan sementara pencairan atau memberikan uang untuk proyek bantuan dan pembangunan ke Afghanistan karena kekhawatiran ketidakstabilan di sana.
"Kami sangat prihatin dengan situasi di Afghanistan dan dampaknya terhadap prospek pembangunan negara, terutama bagi perempuan," kata juru bicara Bank Dunia Marcela Sanchez-Bender dalam sebuah pernyataan. Ketika ditanya dalam kondisi apa pencairan akan dilanjutkan, Sanchez-Bender menolak untuk menjawab.
Lihat juga Video: Taliban Tambah Tenggat Waktu Evakuasi, Australia Enggan Berspekulasi