Pandemi COVID-19 sangat berdampak pada para pedagang di Pasar Tanah Abang. Banyak pedagang yang telah meninggalkan toko-tokonya.
Tokoh Pedagang Pasar Tanah Abang Yasril Umar menjelaskan, para pedagang sebenarnya mulai meninggalkan toko-tokonya sebelum pandemi COVID-19. Mereka tak sanggup meneruskan sewa toko-toko tersebut. Saat pandemi, jumlah pedagang yang meninggalkan toko bertambah banyak.
"Apalagi pandemi dari sejak awal 2020 hingga sekarang, tambah banyak yang mundur, mereka tidak lagi sanggup melanjutkan usaha di sini. Ada yang beralih ke usaha lain, ada yang pulang kampung, ada yang belum ketahuan sekarang mau usaha apa," katanya kepada detikcom, Kamis (2/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pasar Tanah Abang Merana |
Dia bilang, pedagang yang meninggalkan toko-tokonya tersebar di berbagai gedung seperti A, B, dan F. Di lantai tertentu, bahkan ada yang tokonya kosong lebih dari 50%.
"Jadi ada beberapa lantai, bahkan lebih 50% kosong. Ada beberapa lantai tertentu," katanya.
Dia melanjutkan, biaya sewa toko saat ini sudah turun sampai 50% dibanding harga normal. Bahkan, ada juga yang penurunannya lebih dalam.
"Iya, sudah turun bahkan lebih dikit di bawah 50% dari harga normal, diturunin. Bahkan ada yang jauh di bawah 50%. Bahkan ada juga, pemilik kios bersedia meminjampakaikan asal bayar service charge," katanya.
Dia mengatakan, biaya sewa toko berbeda-beda. Untuk lokasi yang strategis bisa mencapai Rp 250 juta per tahun dalam kondisi normal.
"Tergantung lantai juga. Ada lantai-lantai yang strategis itu bisa Rp 200 juta sampai Rp 250 juta per tahun untuk ukuran 2x2 itu di keadaan normal. Kalau sekarang di bawah separuhnya juga dilepas sama orang," katanya.
Lihat video 'Pasar Tanah Abang Terpuruk, Penghuninya Perlahan 'Hilang'':