Aduh Biyung! Harga Seragam Merangkak Naik Kala Belajar Tatap Muka Dimulai

Aduh Biyung! Harga Seragam Merangkak Naik Kala Belajar Tatap Muka Dimulai

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 03 Sep 2021 19:00 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Pembelajaran tatap muka telah kembali dilakukan di Jakarta sejak awal pekan ini. Ada sekitar 610 sekolah yang melakukan kembali pembelajaran secara langsung kepada murid-muridnya.

Belajar di sekolah dimulai lagi, seragam pun jadi barang yang banyak dicari orang tua murid. Beberapa pedagang seragam mengaku mengalami kenaikan jumlah pembelian.

Imbasnya, harga seragam pun mulai naik saat ini karena adanya kenaikan permintaan. Meskipun naiknya tak besar, Rp 10 ribu alias ceban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusli, salah satu pedagang seragam di Pasar Blok A Tanah Abang menjelaskan kenaikan harga terjadi karena stok seragam di pasar sedikit sedangkan kenaikan permintaan di depan mata selama seminggu ini.

"Naik nggak gede kok. Kan gini, bahan kosong, yang bikin aja setahun lebih kan kaga jalan. Kita yang buka toko kaga nyetok banyak lagi. Maka ya barang ada sedikit doang," jelas Rusli ditemui detikcom di tokonya, Jumat (3/9/2021).

ADVERTISEMENT

"Maka yang baru pada jualan lagi pada naikin dikit mungkin harganya nyesuain," lanjutnya.

Rusli menilai kenaikan pun tidak lah besar, rata-rata hanya Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu paling besar. Pihaknya sendiri tak banyak menaikan harga, pasalnya masih banyak stok seragam yang belum laku.

"Yah naik juga kecil, barang Rp 5-10 ribu, ceban (Rp 10 ribu) lah rata-rata, gede-gedenya Rp 20 ribu. Kalau kita kaga naikin banyak, stoknya masih lumayan," ungkap Rusli.

Pedagang lainnya, Nasrul, mengatakan hal yang sama. Kenaikan permintaan membuat harga seragam naik tipis. Kendati demikian, dia menegaskan seragam sekolah masih terjangkau harganya.

"Iya kan pada kagak jualan tuh kemarin, tahu-tahu yang minta banyak. Barang kita sedikit kagak lengkap, maka kita beli lagi jadi rada naik, maka jual naik dikit," kata Nasrul.

Kenaikan terjadi paling banyak di baju seragam sekolah basic. Nasrul mencontohkan, misalnya saja seragam kemeja putih SD, yang tadinya seharga Rp 40 ribuan, kini dijual Rp 50 ribuan.

Meski begitu, kenaikan permintaan yang terjadi diakui Nasrul dan Rusli tak begitu banyak memberikan dampak kepada bisnis seragam sekolah. Kenaikan permintaan hanya sedikit tak sampai 10%. Bicara keuntungan kenaikan permintaan ini hanya sebagai angin lalu.

"Ya kita bersyukur mah bersyukur ada naik, tapi ya dibilang untung angin-anginan doang ini sih," kata Nasrul.

"Ya naik cuma paling gede 10% ordernya, nggak berasa banget sih. Ya kita dapat duit, langsung habis juga buat makan, nutup karyawan, dan lain-lain," ungkap Rusli.

(hal/dna)

Hide Ads