3 Kekacauan di El Salvador Usai Bitcoin Jadi Alat Pembayaran

3 Kekacauan di El Salvador Usai Bitcoin Jadi Alat Pembayaran

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 09 Sep 2021 18:00 WIB
SALT LAKE CITY, UT - APRIL 26: A pile of Bitcoins are shown here after Software engineer Mike Caldwell minted them in his shop on April 26, 2013 in Sandy, Utah. Bitcoin is an experimental digital currency used over the Internet that is gaining in popularity worldwide. (Photo by George Frey/Getty Images)
Ilustrasi/Foto: Getty Images
Jakarta -

El Salvador telah mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Namun, setelah aset kripto yang satu ini digunakan sebagai alat pembayaran justru kekacauan malah terjadi di negara itu.

Kebijakan adopsi Bitcoin ini sendiri diinisiasi oleh Presiden Nayib Bukele. Diketahui Bukele adalah pendukung aset kripto, bahkan dirinya dilaporkan bergabung dengan pendukung kripto online yang memuji McDonald's yang menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran.

Awalnya, dengan mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah diharapkan akan membantu orang Salvador menghindari biaya mahal untuk pengiriman uang dari luar negeri. El Salvador tidak memiliki mata uang sendiri, melainkan mengandalkan dolar AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun nyatanya, menambahkan mata uang lain yang rentan terhadap perubahan nilai yang liar akan semakin memperumit anggaran pemerintah dan perencanaan pajak.

Dilansir dari CNN, Kamis (9/9/2021), berikut ini deretan kekacauan yang terjadi di El Salvador setelah Bitcoin digunakan untuk alat pembayaran.

ADVERTISEMENT

1. Aplikasi Dompet Digital Belum Siap

Masalah yang pertama muncul dari adopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran adalah aplikasi dompet Bitcoin, Chivo Wallet, yang dibesut pemerintah tak berjalan dengan baik.

Bahkan, aplikasi ini tidak tersedia di toko aplikasi besar. Hingga kini aplikasi itu hanya muncul di platform Apple dan Huawei.

Lihat juga video 'Alasan Setop Investasi Bitcoin Cs: Lebih Berisiko':

[Gambas:Video 20detik]



2. Nilai Bitcoin Anjlok

Masalah kemudian muncul setelah harga Bitcoin melemah, bahkan turun hingga 19% menurut data Coinbase. Dari awalnya senilai US$ 53 ribu hingga akhirnya turun di dekat US$ 46 ribuan.

Kini adopsi Bitcoin jadi mimpi buruk bagi orang El Salvador. Masyarakat sekarang harus memutuskan apakah akan menyimpan uang dalam bentuk dolar AS atau Bitcoin.

Masalahnya, bila memilih Bitcoin taruhannya sangat tinggi karena ayunan liar atas nilainya.

3. Masyarakat Tolak Bitcoin

Karena beragam masalah yang muncul, protes pun sempat pecah. Ratusan orang berbaris menentang bitcoin dalam berbagai protes di seluruh ibu kota.

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) pun ikut menegur pemerintahan El Salvador. IMF menilai aset kripto rawan digunakan untuk tindakan terorisme hingga pencucian uang.

"Tanpa anti pencucian uang yang kuat dan memerangi pendanaan tindakan terorisme, aset kripto dapat digunakan untuk mencuci uang haram, mendanai terorisme, dan menghindari pajak," papar IMF.

IMF pun mendesak pemerintah El Salvador untuk menggunakan bentuk uang digital baru hanya jika mereka bisa dapat menjaga stabilitas keuangan, efisiensi dan kesetaraan.

"Mencoba menjadikan aset kripto sebagai mata uang nasional adalah jalan pintas yang tidak disarankan," IMF memperingatkan.


Hide Ads