Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diprediksi Rp 300 Ribu, Mahal atau Murah?

Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diprediksi Rp 300 Ribu, Mahal atau Murah?

Siti Fatimah - detikFinance
Jumat, 10 Sep 2021 15:20 WIB
Progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) terus dipercepat. Penasaran seperti apa penampakannya?
Foto: Wisma Putra
Jakarta -

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sempat mengungkapkan besaran harga tiket kereta cepat Jakarta-Bandung (JKT-BDG). Pihaknya menyebut akan dibagi dalam tiga kelas, yakni kelas VIP, kelas 1, dan kelas 2.

Dalam catatan detikcom, pihak KCIC sempat menyatakan bahwa tarif termurah (kelas 2) kereta yang bakal menempuh jarak 142 kilometer (km) dalam waktu 45 menit tersebut dapat dipastikan tak lebih dari Rp 300.000.

Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengatakan, sejak awal ia telah menyatakan tidak setuju dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Alasannya tidak lain karena sudah banyak alternatif transportasi yang tersedia untuk rute tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah ada kereta reguler kan tinggal di upgrade saja supaya kecepatannya bisa ditingkatkan. Dulu kan argo parahyangan bisa 2,5 jam Jakarta-Bandung, sekarang infrastrukturnya ditingkatkan supaya bisa lebih cepat lagi bisa 2 jam misalnya," kata Darmaningtyas saat dihubungi detikcom, Jumat (10/9/2021).

Dia mengatakan, mengenai tarif pun tentu sangat tergantung pada mekanisme pasar. Orang yang memperhitungkan keuangan akan melihat tarif Rp 300 ribu tersebut terlalu mahal.

ADVERTISEMENT

"Kalau saya pergi berdua atau berempat akan memilih kendaraan pribadi. Dengan kendaraan pribadi Jakarta Bandung cukup Rp 200 ribu. Kalau naik kereta cepat, sekali perjalanan aja udah Rp 800 ribu kalau tarifnya Rp 200 ribu mending kendaraan pribadi," ujarnya.

Dia mengatakan, jika kondisi peminat kereta cepat menurun bahkan tidak ada maka mau tidak mau pengelola harus menurunkan tiket perjalanan.

"Itu diserahin ke mekanisme pasar saja. Kalo misalya Rp 200 ribu masih sepi bisa diturunin jadi Rp 150 ribu. Kalau masih sepi turunin lagi. Pada angka berapa ramainya, itulah tarif yang pas," ungkapnya.

Simak juga video 'Saat Anggota DPRD Bersitegang Gegara Proyek Kereta Cepat Picu Longsor':

[Gambas:Video 20detik]



Senada dengan itu, Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno juga termasuk sejak awal yang kurang setuju mengenai proyek tersebut. Ada banyak alasan yang ia ungkapkan dari mulai perizinan amdal yang sangat cepat hingga lokasi kereta cepat yang tidak berada di pusat kota.

"Saya termasuk dulu yang kurang setuju dengan kereta cepat Jakarta Bandung, sampai buat amdalnya pun cepat sekali 1 bulan jadi. Nah itu kan keterlaluan juga, maksud saya Presiden kok dibohongi kan kasian. Jadi akhirnya diputuskan kan waktu itu pakai uang negara, bisnis to bisnis di sini BUMN, ada 4 BUMN dan hanya beberapa yang bertahan," kata Djoko.

Mengenai tarif, Djoko menilai dengan tarif misalkan Rp 300 ribu bisa saja masyarakat menerima. Akan tetapi, tentu harus bersiap dengan transportasi lain apalagi jika mengingat lokasi kereta cepat tidak berada di pusat kota.

"Saya nggak tahu dulu tarifnya ekspres Rp 200 ribu tapi sekarang Rp 200 juga laris kereta yang biasa. Tapi kan kedudukannya pusat kota dia (kereta api reguler). Nah sementara Jakarta-Bandung ini kan orang masih punya pilihan lain, naik kereta biasa Rp 200 ribu, apalagi itu di tengah-tengah kota. Ini Rp 300 ribu mesti ada lah yang menggunakan cuman yang pakai wilayah timur," pungkasnya.


Hide Ads