Kilas Balik Serangan 9/11: Bursa Saham Anjlok-Perusahaan Bangkrut

Kilas Balik Serangan 9/11: Bursa Saham Anjlok-Perusahaan Bangkrut

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 11 Sep 2021 14:00 WIB
11 September 2001, tepat 20 tahun yang lalu, dua pesawat yang dibajak menabrak menara kembar World Trade Center (WTC).
Mengenang Tragedi 9/11/Foto: AP Photo

Bisnis Penerbangan-Asuransi Rugi

Perjalanan udara pasca-9/11 menurun secara substansial. Volume penumpang stagnan atau tidak naik hingga sejumlah perusahaan menyatakan bangkrut. Hal itu disebabkan karena penghentian banyak rute hingga adanya pemeriksaan keamanan yang lebih ketat.

Industri asuransi AS juga terpukul karena akibat insiden teror tersebut mendapat tagihan klaim hingga US$ 40 miliar. Adanya klaim asuransi itu sebab Undang-Undang Asuransi Risiko Terorisme yang sudah disahkan.

Akhirnya, banyak perusahaan asuransi menolak untuk menanggung kerugian yang berasal dari kegiatan teroris. Di sisi lain, tanpa adanya undang-undang ini, biaya tanggungan terhadap tindakan terorisme sangat mahal jika ditanggung perusahaan atau individu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

UMKM Bangkrut

Sektor usaha kecil, terutama perusahaan di sekitar WTC rugi besar. Hampir 18.000 usaha kecil ditutup atau berhenti karena hancur.

Emas Jadi Primadona

Harga emas melonjak dari US$ 215,50 per ounce menjadi US$ 2.875. Kenaikan ini mencerminkan banyak investor yang lari dari pasar saham ke tempat yang aman.

ADVERTISEMENT

Meski ekonomi AS sangat terdampak, ajaibnya negara itu bisa pulih kembali dalam waktu yang relatif singkat. Pada akhir tahun 2001, Produk Domestik Bruto (PDB) AS, nilai total semua barang dan jasa, telah meningkat dari tahun sebelumnya sekitar 1%, menjadi lebih dari US$ 10 triliun.

Hal itu menunjukkan bahwa ekonomi tidak mengalami kerugian yang parah oleh tragedi serangan 9/11. Fakta ajaib berikutnya, menurut Biro Analisis Ekonomi (BEA), PDB meningkat 2,7% pada kuartal IV-2001.


(ara/ara)

Hide Ads