Belakangan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menjadi sorotan. Mulai dari nasib operasionalnya hingga harga tiket kereta itu.
Pengamat transportasi mengkhawatirkan kereta cepat akan bernasib sama dengan Bandara Kertajati yang sepi dan kini beralih fungsi menjadi bengkel pesawat. Tidak hanya itu, untuk tarifnya, disarankan hanya Rp 150.000.
Sementara dari catatan detikcom pihak KCIC sempat menyebut tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung tidak akan lebih dari Rp 300 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu diserahkan ke mekanisme pasar saja. Kalau misalnya Rp 200 ribu masih sepi bisa diturunin jadi Rp 150 ribu. Kalau masih sepi turunin lagi pada angka berapa ramainya, itulah tarif yang pas," tutur Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas, beberapa waktu lalu.
Menghimpun dari beberapa sumber, Senin (13/9/2021) berikut ini komparasi perbedaan waktu tempuh hingga biaya yang dikeluarkan untuk Jakarta-Bandung dengan Kereta Cepat JKT-BDG dengan transportasi lainnya:
1. Kereta Cepat
Waktu Tempuh: 45 Menit
Biaya: Rp 300.000
2. Kereta Reguler
Waktu Tempuh: 3-4 jam
Biaya: Rp 90.000-Rp 125.000
3. Travel
Waktu Tempuh: 2-3 jam
Biaya: Rp 65.000- 110.000
4. Pesawat
Waktu Tempuh: 2-3 Jam termasuk waktu check in dan menunggu
Biaya: Rp 1.171.000
5. Mobil Pribadi
Waktu Tempuh: 2-3 Jam
Biaya: Rp 150.000-200.000 (menghitung biaya tol dan bahan bakar)
Lantas kapan kereta cepat JKT-BDG rampung? Dari catatan detikcom, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menargetkan proyek itu akan selesai pada akhir 2021. Sementara progres terbarunya pada Agustus lalu, diklaim sudah mencapai 77,92%.
Namun, baru-baru ini terungkap bahwa kereta cepat JKT-BDG mengalami peningkatan biaya proyek. Pembengkakan biaya proyek mencapai US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 26,9 triliun (kurs Rp 14.200). Bila ditotal dengan biaya saat ini, proyek kerja sama Indonesia-China menembus US$ 7,97 miliar atau mencapai Rp 113 triliun.
Angka ini ditemukan setelah perbaikan dan efisiensi dilakukan di tubuh PT Konsorsium Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku perusahaan induk yang menangani Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Pembengkakan biaya proyek sendiri memang sudah terjadi berkali-kali.
Dalam catatan detikcom, awalnya pihak China menawarkan pinjaman US$ 5,5 miliar dengan jangka waktu 50 tahun dan tingkat bunga 2% per tahun. Bila ditaksir dalam rupiah dengan kurs terkini jumlah pinjaman yang awalnya ditawarkan sebesar Rp 78 triliun.
Kemudian, ketika proyek dijalankan biayanya melonjak menjadi US$ 5,98 atau sekitar Rp 84 triliun dalam kurs terkini. Biaya proyek pun belum berhenti membengkak, terakhir kali biaya proyek meningkat menjadi US$ 6,07 miliar atau sekitar Rp 86 triliun.
Simak juga video 'Saat Anggota DPRD Bersitegang Gegara Proyek Kereta Cepat Picu Longsor':