RI Bakal Punya Operator Terminal Peti Kemas Terbesar ke-8 di Dunia

RI Bakal Punya Operator Terminal Peti Kemas Terbesar ke-8 di Dunia

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 13 Sep 2021 19:15 WIB
pelindo I
RI Bakal Punya Operator Terminal Peti Kemas Terbesar ke-8 di Dunia
Jakarta -

Sejumlah langkah dilakukan pemerintah agar BUMN bisa bersaing di tingkat global. Maka itu, pemerintah menempuh jalan untuk melakukan holding hingga merger perusahaan pelat merah.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, transformasi di BUMN merupakan sesuatu yang harus dikawal. Kemudian, eksekusinya mesti berjalan dengan baik dan tepat waktu. Erick lantas mencontohkan transformasi merger pada BUMN Pelabuhan, yakni PT Pelindo I-IV.

Dengan merger tersebut, kata Erick, maka Pelindo akan menjadi operator peti kemas terbesar ke delapan di dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu kita juga sedang menunggu bagaimana transformasi yang ada di Pelindo, yang setelah kita gabungkan bisa nggak Pelindo yang sesuai kita harapkan, nanti peti kemasnya bisa nomor 8 terbesar di dunia," katanya dalam acara Penandatangan Perjanjian Pengalihan Saham Dalam Rangka Pembentukan Holding Ultra Mikro, Senin (13/9/2021).

Merger Pelindo sendiri tengah menunggu Peraturan Pemerintah (PP) sebagai payung hukumnya. Rencananya, merger ini dilaksanakan pada 1 Oktober 2021.

ADVERTISEMENT

Secara terpisah, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan merger Pelindo akan membuatnya masuk dalam jajaran perusahaan-perusahaan global. Dia mengatakan, ada sejumlah manfaat dari adanya merger ini.

Pertama, strategi pengembangan pelabuhan nasional bisa dijadikan satu road map terintegrasi. Kedua, adanya standardisasi operasional dan pelayanan. Ketiga, alokasi penggunaan belanja modal (capital expenditure/capex) atau investasi yang lebih optimal. Terakhir, meningkatkan kemampuan Pelindo dari sisi pendanaan dan investasi. Dia bilang, total aset dari merger ini mencapai Rp 122 triliun.

"Jadi total aset dari penggabungan 4 Pelindo ini mencapai Rp 112 triliun, dengan pendapatan Rp 28,6 triliun. Jadi skalanya sudah masuk perusahaan-perusahaan pelabuhan global," imbuhnya.

Meski berkembang menjadi perusahaan raksasa, bisnis pelabuhan tidak akan dikuasai atau dimonopoli Pelindo. Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono menuturkan, kegiatan bisnis dengan adanya merger ini tak jauh beda dengan sebelumnya. Sehingga, peran swasta masih sangat terbuka.

"Jadi terkait apa yang akan dilaksanakan setelah merger sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi saat ini. Hanya saja, tidak dipisahkan melalui wilayah, tetapi melalui lini bsinis yang sama," katanya.

"Peran perusahaan lain private masih sangat terbuka, jadi terkait dengan dengan monopoli tidak ada rencana mau ke sana," tambahnya.

(acd/fdl)

Hide Ads