Surplus Neraca Dagang RI Tertinggi Sepanjang Sejarah, Ini 'Pahlawannya'

Surplus Neraca Dagang RI Tertinggi Sepanjang Sejarah, Ini 'Pahlawannya'

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 15 Sep 2021 19:00 WIB
Suasana aktivitas bongkar muat di Jakarta International Container Terminal, Jakarta Utara, Rabu (5/9/2018). Aktivitas bongkar muat di pelabuhan tetap jalan di tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpuruk. Begini suasananya.
Surplus Neraca Dagang RI Tertinggi Sepanjang Sejarah, Ini 'Pahlawannya'
Jakarta -

Neraca perdagangan Indonesia mengukir sejarah dengan mencetak surplus US$ 4,74 miliar pada Agustus 2021. Surplus ini melampaui rekor sebelumnya yang dicetak pada tahun 2006 dan menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah.

Pada tahun 2006, neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 4,64 miliar. Artinya, surplus pada Agustus 2021 melampaui raihan di tahun 2006 tersebut.

"Ini tertinggi sejak 2006, tertinggi sejak Desember 2006. Ekspor kita tertinggi sejak 2006. 2006 itu terakhir surplus kita US$ 4,64 miliar, sekarang ini jauh lebih tinggi, paling tinggi sejak Desember 2006," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam konferensi pers, Rabu (15/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BPS mencatat, nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2021 US$ 21,42 miliar. Angka tersebut tumbuh sebanyak 20,95% dibanding Juli 2021 dan tumbuh 64,10% dibanding Agustus tahun lalu.

Menurut Margo, kinerja ekspor ini juga mencetak rekor karena melampaui angka tertinggi sejak Agustus 2011, di mana saat itu menyentuh US$ 18,60 miliar.

ADVERTISEMENT

"Kalau dari penelusuran tim di sini tadi sudah mencoba mencari. Nilai ekspor Agustus ini merupakan rekor baru bagi ekspor Indonesia. Dan tertingginya pada Agustus 2011 sebesar US$ 18,60 miliar," paparnya.

"Jadi rekor tertinggi tahun 2011 sebesar US$18,60 miliar. Sejak itu sampai dengan sekarang paling tinggi di bulan Agustus ini sebesar US$ 21,42 miliar," katanya.

Siapa pahlawan yang bikin neraca dagang RI tertinggi sepanjang sejarah? Klik halaman berikutnya.

Margo Yuwono mengatakan, kinerja ekspor Indonesia ditopang oleh kenaikan baik dari sisi harga maupun volume. Dia mengatakan, peningkatan ekspor tersebut terutama ditopang oleh komoditas minyak sawit dan batu bara.

"Kalau dilihat dari komoditasnya, yang tinggi itu adalah komoditas minyak sawit dan batu bara, yang juga harganya secara internasional mengalami peningkatan," katanya.

Patut diketahui, ekspor Indonesia sebesar US$ 21,42 miliar ini tumbuh 20,95% dibanding Juli 2021. Ekspor ini tumbuh 64,10% jika dibanding Agustus 2020.

Menurut sektornya, sektor pertambangan dan lainnya menyumbang US$ 3,64 miliar atau tumbuh 27,23% dibanding Juli 2021 dan tumbuh sebanyak 162,89% dibanding Agustus 2020.

"Kalau kita lihat komoditasnya, yang tumbuh secara bulanan cukup tinggi adalah batu bara. Batu bara itu tumbuh 22,01%, kemudian bijih tembaga juga tumbuh 42,28% dan juga liknit tumbuhnya sebesar 38,54%," katanya.


Hide Ads