Proyek perumahan baru, yang diukur dengan luas lantai, turun 3,2% selama delapan bulan pertama tahun ini. "Angin sakal yang dihadapi sektor properti tampaknya semakin intensif," tulis Julian Evans-Pritchard, ekonom senior China untuk Capital Economics, dalam sebuah laporan penelitian pada hari Rabu.
Dia menambahkan bahwa pembatasan pinjaman pemerintah bagi pengembang properti memberikan tekanan pada sektor ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru-baru ini, krisis uang tunai raksasa properti China Evergrande telah memburuk secara signifikan, dan perusahaan telah memperingatkan bahwa ia dapat gagal membayar utangnya yang besar karena berjuang untuk memotong biaya atau mendapatkan pembeli untuk beberapa asetnya.
Selain itu, salah satu pengembang real estat terbesar di China, telah memicu gejolak pasar di negara itu karena obligasi dan sahamnya jatuh. Investor khawatir bahwa default dapat memiliki efek riak untuk sistem perbankan China dan ekonomi yang lebih luas, serta memicu kerusuhan sosial.
"Wabah baru di provinsi Fujian tenggara menimbulkan risiko penurunan pada perkiraan kami tentang kenaikan pertumbuhan pada kuartal keempat, setelah kuartal ketiga yang lemah," tulis Louis Kuijs, Kepala Ekonomi Asia untuk Oxford Economics, dalam laporan penelitian Rabu.
Kuijs menambahkan, pemerintah China kemungkinan akan menghindari penurunan tajam. Dia mengharapkan pihak berwenang untuk mendukung pertumbuhan dalam beberapa bulan mendatang dengan memotong suku bunga dan memungkinkan pemerintah daerah untuk menerbitkan lebih banyak obligasi untuk mendanai proyek infrastruktur.
Tonton juga Hobi Jadi Investasi, Bisnis Koleksi Action Figure
(fdl/fdl)