Satu bulan sudah Taliban menguasai Afghanistan setelah berhasil merebut Kabul pada 15 Agustus lalu. Selama peperangan yang berlangsung sekitar 40 tahun alias sejak diinvasi Uni Soviet, perekonomian negara itu jadi kacau balau.
Kekeringan dan kelaparan mendorong ribuan orang dari pedesaan menuju perkotaan. Program Pangan Dunia (WFP) khawatir persediaan pangan bisa habis pada akhir September, jika itu sampai terjadi maka 14 juta orang bisa masuk jurang kelaparan.
"Setiap orang Afghanistan, anak-anak mereka lapar. Mereka tidak punya sekantong tepung ataupun minyak goreng," kata penduduk Kabul, Abdullah dikutip dari Reuters, Kamis (16/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Antrean panjang masih mengular di luar bank, di mana batas penarikan mingguan sebesar US$ 200 atau setara Rp 2,85 juta (kurs Rp 14.233) diberlakukan untuk melindungi cadangan uang negara yang semakin menipis.
Pasar-pasar dadakan mulai muncul di mana para warga mulai menjual barang-barang rumah tangganya untuk mendapatkan uang. Sejak penarikan mayoritas pasukan Amerika Serikat (AS), banyak pekerja yang tidak digaji sejak Juli lalu.
Banyak orang menyambut berhentinya pertempuran di Afghanistan dan keamanan menjadi lebih baik. Tetapi mereka malah kesulitan mencukupi kebutuhan karena ekonomi negara merosot.
"Keamanan cukup baik saat ini tetapi kami tidak mendapatkan apa-apa. Setiap hari, segalanya menjadi lebih buruk bagi kami, lebih pahit. Ini benar-benar situasi yang buruk," kata tukang daging dari Bibi Mahro di Kabul, yang menolak menyebutkan namanya.
Setelah proses evakuasi di Kabul usai bulan lalu, penerbangan pertama yang membawa bantuan mulai berdatangan saat bandara di kota tersebut dibuka kembali.
Donor Internasional telah menjanjikan lebih dari US$ 1 miliar untuk mencegah apa yang Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres peringatkan sebagai keruntuhan negara.
Meski Taliban telah mengumumkan pemerintahan interim Afghanistan pekan lalu, belum ada tanda-tanda pengakuan Internasional atau langkah untuk membuka blokir untuk lebih dari US$ 9 miliar cadangan devisa yang disimpan di luar Afghanistan.
Para petinggi Taliban juga mengatakan bahwa mereka telah berjuang untuk meyakinkan komunitas Internasional bahwa mereka telah benar-benar berubah.
Lihat juga video 'Taliban Minta Organisasi Internasional Segera Cabut Cap Teroris ke Pejabatnya':