Ditagih Utang Rp 22,6 M Oleh BLBI, Berapa Harta Keluarga Bakrie?

Ditagih Utang Rp 22,6 M Oleh BLBI, Berapa Harta Keluarga Bakrie?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 17 Sep 2021 11:05 WIB
BUMN percetakan uang, Perum Peruri dibanjiri pesanan cetak uang dari Bank Indonesia (BI). Pihak Peruri mengaku sangat kewalahan untuk memenuhi pesanan uang dari BI yang mencapai miliaran lembar. Seorang petugas tampak merapihkan tumpukan uang di cash center Bank Negara Indonesia Pusat, kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (21/10/2013). (FOTO: Rachman Haryanto/detikFoto)
Ditagih Utang Rp 22,6 M Oleh BLBI, Berapa Harta Keluarga Bakrie?
Jakarta -

Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (Satgas BLBI) memanggil 13 obligor BLBI hari ini. Di antaranya dua anggota keluarga Bakrie, yakni Nirwan dan Indra Bakrie. Mereka dipanggil karena memiliki utang kepada negara sebesar Rp 22,6 miliar.

Berdasarkan pengumuman di surat kabar nasional beberapa hari lalu, Nirwan dan Indra dipanggil bersama Andrus Roestam Moenaf, Pinkan Warrouw, dan Anton Setianto dari PT Usaha Mediatronika Nusantara. Atas nama perusahaan mereka memiliki utang kepada negara sebanyak Rp 22.677.129.206.

Bisa punya hutang sebanyak itu kepada negara, lantas berapa banyak harta kekayaan keluarga Bakrie?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nirwan Dermawan Bakrie dan Indra Usmansyah Bakrie merupakan saudara kandung dari Aburizal Bakrie. Keduanya, merupakan pimpinan dari Bakrie Group. Nirwan Bakrie memegang kendali perusahaan setelah kakaknya, Aburizal Bakrie mundur dari pengelolaan perusahaan keluarga.

Usaha keluarga Bakrie sempat merajai Tanah Air. Tetapi setelah terjadi krisis ekonomi di 2008, hampir seluruh kinerja korporasi di seluruh dunia melambat. Termasuk perusahaan-perusahaan milik keluarga Bakrie.

ADVERTISEMENT

Alhasil, pada 2008 gelar sebagai orang terkaya Indonesia tidak lagi disandang Aburizal Bakrie. Forbes mencatat kekayaan pria yang memiliki kerajaan bisnis Grup Bakrie ini, berkurang banyak dibanding 2007. Peringkat Aburizal Bakrie merosot dari nomor satu menjadi sembilan.

Kekayaan Bakrie menjadi hanya sebesar US$ 850 juta, turun drastis hingga 84% dari 2007 sebesar US$ 5,4 miliar dan jauh merosot dibanding 2006 yang sebesar US$ 1,2 miliar. Lalu pada 2009 kekayaan Bakrie meningkat kembali nilai kekayaan US$ 2,5 miliar.

Pada 2010, kelompok usaha Bakrie Group mulai terlibat banyak masalah, mulai dari utang yang mulai menggunung sampai dengan repo saham alias gadai saham anak-anak usahanya.

Lanjut ke halaman berikutnya.

Meski begitu, Bakrie Group sempat menjadi salah satu perusahaan besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam catatan detikcom, dikutip Kamis (16/9/2021) pada 2010 silam, Bakrie Group mendominasi di perdagangan BEI.

Dalam perdagangan 1 Oktober 2010, aktivitas transaksi 7 saham Bakrie Group sangat tinggi. Volume transaksi 7 saham Bakrie yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA) seluruhnya masuk dalam jajaran 20 top volume.

Belum bisa dipastikan berapa kekayaan keseluruhan Keluarga Bakrie. Namun hingga kini masih banyak perusahaan dari Bakrie Group yang bergerak, mulai dari dunia Batu Bara, Properti, Infrastruktur hingga Telekomunikasi dan Media.

Bahkan beberapa perusahaan Bakrie Group telah dikendalikan oleh generasi ketiga keluarga Bakrie. Salah satunya PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BUMI awal bulan ini

Perusahaan mengangkat beberapa sosok baru di jajaran manajemen. Terdapat dua nama yang menarik perhatian yakni Adhika Andrayudha Bakrie dan Adhika Nuraga Bakrie.

Kedua sosok tersebut merupakan anak dari Nirwan Dermawan Bakrie alias cucu dari Achmad Bakrie sang pendiri Grup Bakrie. Adhika Andrayudha Bakrie sendiri kini duduk sebagai Komisaris BUMI.

Sebagai informasi, pemanggilan keluarga Bakrie oleh Satgas BLBI dijadwalkan akan berlangsung hari ini, Jumat (17/9). Selain mereka, obligor lainnya yang dipanggil adalah atas nama Thee Ning khong, The Kwen le, PT Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk, PT Jakarta Steel Megah Utama, dan PT Jakarta Steel Perdana Industry. Dalam hal ini, mereka yang diminta menghadap adalah Thee Ning Khong, The Kwen le, Harry Lasmono Hartawan, Koswara, Haji Sumedi, Fuad Djapar, Eddy Heryanto Kwanto, dan Mohamad Toyib.


Hide Ads