Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rasidi membenarkan banyak guru honorer yang tidak lolos seleksi PPPK. Dia mengaku banyak menerima laporan tersebut.
Dia pun menjelaskan, seleksi PPPK ini sudah dinantikan para honorer, bahkan dari puluhan tahun yang lalu. Namun, dia menilai seleksi PPPK ini tidak berpihak untuk honorer, terutama yang telah lama mengabdikan diri.
"Tapi kebijakan itu sungguh tidak berpihak kepada honorer, beda sekali dengan kebijakan dua tahun sebelumnya. Dua tahun sebelumnya adalah waktu K2, adalah rekrutmen berdasarkan, dipisah honorer itu diutamakan 35 tahun ke atas PPPK, dites sesama honorer, dan mereka yang daerah terpencil," katanya kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, seleksi saat ini dipukul rata. Pihaknya sendiri sebenarnya sudah menolak hal tersebut.
"Jadi bagi yang tua, yang sudah puluhan tahun, diperlakukan sama, sungguh tidak manusiawi, sungguh tidak mempunyai hati. Bahwa daerah-daerah yang jauh, komitmen guru untuk mendidik anaknya jauh lebih penting daripada semua hal yang gimik-gimik tes ini. Dan harusnya dibedakan berdasarkan usia dan masa kerja," paparnya.
Isi lengkap surat ke Nadiem di halaman berikutnya.