Jumlah BUMN makin ramping, dari awalnya 142 perusahaan kini sisa 41 saja. Hal itu terjadi sejak kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir.
Lantas bagaimana cara Erick merampingkan jumlah BUMN? Erick bercerita fokus utamanya adalah memperbaiki rantai pasoknya alias supply chance. BUMN yang memiliki satu bisnis akan digabungkan dalam sebuah holding.
Dia menceritakan, salah satunya adalah BUMN farmasi, setidaknya di Indonesia ada 3 BUMN farmasi. Bio Farma, Kimia Farma, dan Indofarma. Ketiga BUMN ini kini disatukan dalam sebuah holding oleh Erick.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita perbaiki supply chain-nya. Kimia Farma, Bio Farma, Indofarma itu berdiri sendiri-sendiri awalnya. Kita jadiin ini holding company," kata Erick dalam acara Wealth Wisdom 2021, Jumat (17/9/2021).
Tapi, meski sudah dijadiin holding, strategi tiap perusahaan berbeda. Istilahnya, bagaikan dibagi-bagi tugas oleh Erick. Pertama, Bio Farma misalnya, ditugaskan untuk mengembangkan vaksin.
Kemudian, Indofarma dan Kimia Farma fokus mengembangkan obat-obatan. Kimia Farma fokus ke obat kimia alias chemical, sedangkan Indofarma ke obat herbal.
Bukan cuma BUMN farmasi, beragam perusahaan dengan fokus bisnis yang sama juga digabungkan. Misalnya saja bisnis hotel ataupun rumah sakit.
"Kita akan launching holding tourism, ini ada perusahaan hotel. Jumlahnya ada 111, semua hotel BUMN digabungkan. Hospital, ini semua BUMN tuh punya, kita gabungkan di Biofarma ada 71 rumah sakit," ungkap Erick.