Sepeda Brompton, salah satu sepeda lipat asal London, Inggris nampaknya tak pernah dikenal sebagai sepeda murah. Keistimewaan sepeda buatan tangan (handcraft) ini menempatkannya di kasta khusus.
Perusahaan yang didirikan oleh Andrew Ritchie ini menciptakan kreasi sepeda lipat pertamanya sekitar tahun 1976. Untuk masuk ke dalam negeri, sepeda ini harus memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).
Nama Brompton sendiri berasal dari 'Brompton Oratory', sebuah gereja di London yang bisa dilihat dari jendela apartemen Andrew Ritchie ketika ia merintis usahanya pada tahun 1975.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu mengapa sepeda lipat ini bisa dijual dengan harga yang tinggi?
Dikutip dari Bike Radar, Sabtu (18/9/2021), seorang pesepeda mengatakan, bahwa sepeda Brompton buatan Inggris memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Popularitasnya di kalangan penikmat gowes pun membuatnya layak dijual mahal.
"(Brompton) dirancang lebih elegan daripada pesaing (misalnya, mereka adalah satu-satunya folder yang diizinkan untuk diambil di London underground). Kami memiliki beberapa folder Dahon di tempat kerja -mereka sangat sulit untuk dilipat; terutama ketika Anda mencoba untuk melipat dan Anda melihat seseorang dengan Brompton melakukannya seperti trik sulap! Brompton akan mengambil lebih sedikit ruang di tempat Anda saat dilipat daripada alternatif biasa," kata pesepeda tersebut.
Mahalnya harga Brompton juga bisa dilihat dari beberapa keunggulannya. Ketua Brompton Owner Group Indonesia (BOGI) Baron Martanegara mengatakan, ada beberapa alasan memilih sepeda lipat Brompton dibanding yang lain.
"Memilih Brompton sebetulnya karena lebih simpel saat digunakan. Sepeda ini mudah dilipat dan fashionable. Kita jadi lebih mudah kampanye hidup sehat dengan bersepeda, termasuk dengan eksplore lokasi tertentu atau piknik," kata Baron.
Baron adalah pemilik dan pengguna sepeda Brompton tipe S yang bisa dilipat dalam tiga tahap. Proses melipat selesai dalam dua menit bahkan bisa 5-6 detik bagi yang sudah sangat terlatih. Bobot sepeda Brompton hanya mencapai 6,5 kilogram dengan memodifikasi bagian tertentu. Bobot ini lebih ringan dibanding produk asal yang beratnya 11 kilogram.
Terkait gaya, pengguna Brompton identik dengan aneka kostum yang digunakan selama bersepeda, tentunya berbeda dengan pesepeda lain. Penggunaan kostum membuat pesepeda Brompton terlihat lebih fashionable.
Terlepas dari kualitasnya, Brompton kerap dipandang sebagai sepeda premium dengan harganya yang tidak murah. Menurut Baron harga sebetulnya relatif, karena masih banyak sepeda lain yang harganya lebih mahal daripada Brompton.
"Harga relatif ya, kalau mampu ya dibeli. Kita beli bukan karena gengsinya tapi kegunaan sepeda. Ada banyak sepeda yang harganya berkisar Rp 50-100 juta dan bukan Brompton," ujar Baron.
Simak Video "Maling Sepeda Mewah di Bintaro Diciduk Polisi"
[Gambas:Video 20detik]