Sejarah dan Sosok di Balik Sepeda Lipat Brompton yang Harganya Selangit

Siti Fatimah - detikFinance
Minggu, 19 Sep 2021 20:15 WIB
Foto: Anisa Indraini/detikcom
Jakarta -

Berbicara sepeda lipat, nama Brompton tentu tak asing di telinga. Sepeda ini sempat mencapai puncaknya di Indonesia, apalagi di London sebagai negara asalnya.

Selain bentuknya yang unik, sepeda lipat ini juga menjadi perbincangan karena harganya yang fantastis. Satu unit sepeda Brompton bisa dihargai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Mahalnya sepeda Brompton mungkin terkait dengan sejarah dan cara pembuatannya.

Melansir dari The Guardian, Brompton pertama kali dibuat oleh Andrew Ritchie, pendiri sekaligus pembuat sepeda London barat. Ritchie mulai mendesain sepeda pada tahun 1975 dari flatnya di South Kensington, London, yang menghadap ke Brompton Oratory, gereja Katolik Roma yang megah.

Nama lokasi itu pun digunakan Ritchie sebagai nama merk sepeda lipat. Dia mendirikan Sepeda Brompton setahun kemudian dan menghasilkan prototipe pertama.

Selama bertahun-tahun, Ritchie mengukir ceruk pasar penggemar sepeda lipat, yang diproduksi di bawah lengkungan kereta api di Brentford. Tempat itu tentunya sebelum pindah ke pabrik saat ini yang terletak di bawah jembatan layang dekat Jembatan Kew.

Pada tahun 2008, Ritchie menyadari bahwa dia membutuhkan seseorang untuk membantu mengasuh 'bayinya'. Dia memilih Adams, mantan insinyur Du Pont, yang telah membantu menjalankan bisnis selama enam tahun saat itu.

"Saya harus melakukan hal-hal yang menurutnya sulit. Saya ingin tumbuh lebih cepat dan menjadi lebih agresif dengan cara kami berkomunikasi. Andrew merancang sepeda untuk dirinya sendiri dan dia tidak melihat kebutuhan untuk melakukan banyak hal ini," kata Adams.

Ritchie mundur pada 2008 dan mengizinkan Adams melanjutkan. Ada perasaan kuat bahwa ini adalah keputusan yang sulit bagi pendiri. Tak dipungkiri, ada sedikit keraguan Ritchie meskipun Adams telah berhasil.

Brompton hanya memiliki 24 staf yang memproduksi 7.000 sepeda setahun ketika dia bergabung, sementara pada 2015 memiliki 230 orang untuk menghasilkan 50.000 per tahun. Hasil karyanya dijual ke 44 negara di seluruh dunia dan 80% diekspor.

Meskipun ada rasa hormat yang besar antara dua protagonis Brompton, tampaknya juga ada ketegangan. Adams menggambarkan hubungan dengan Ritchie sebagai "seperti pernikahan".

Bersambung ke halaman selanjutnya.




(dna/dna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork