Selamat dari Bom Bunuh Diri, Wanita Ini Bikin Aplikasi Bantu Warga Afghanistan

Selamat dari Bom Bunuh Diri, Wanita Ini Bikin Aplikasi Bantu Warga Afghanistan

Siti Fatimah - detikFinance
Senin, 20 Sep 2021 08:56 WIB
Local residents take part in a protest march against a reported announcement by the Taliban, asking them to evict their homes built on state-owned land in Kandahar on September 14, 2021. (Photo by Javed TANVEER / AFP)
Foto: AFP/JAVED TANVEER
Jakarta -

Setelah jatuhnya Afghanistan ke Taliban, beberapa warga dikabarkan kesulitan untuk beraktivitas. Namun untungnya, mereka terbantu dengan aplikasi navigasi, Ehtesab.

Aplikasi itu dibuat oleh Sara Wahedi, seorang wanita yang selamat dari bom bunuh diri di Kabul pada 2018 lalu. Ehtesab dibuat tiga tahun lalu untuk memberikan peringatan waktu nyata dan informasi tentang insiden di Kabul.

Tujuannya saat itu adalah untuk membuat warga tetap terlibat, menjembatani kesenjangan komunikasi antara warga dan pejabat publik, dan meminta pertanggungjawaban pejabat pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ehtesab akan meminta penduduk setempat untuk melaporkan insiden dari seluruh kota, termasuk segala sesuatu mulai dari telekomunikasi yang salah hingga demonstrasi yang direncanakan. Laporan-laporan ini kemudian diverifikasi tim pakar keamanan Ehtesab.

Aplikasi itu juga digunakan oleh warga Afghanistan untuk saling memberi informasi seperti jalan mana yang mengalami kemacetan dan titik-titik lokasi berbahaya.

ADVERTISEMENT

Misalnya pada ledakan bom yang terjadi belum lama ini, aplikasi Ehtesab membantu warga untuk mendapatkan peringatan bahwa akan ada ledakan bom yang terjadi secara berturut-turut. Meski begitu, nahasnya ledakan itu masih memakan korban sampai lebih dari 70 orang.

Saat ini, aplikasi Ehtesab sudah diunduh sebanyak 5.000 kali oleh orang-orang di Kabul dan di tempat lain. Namun, perusahaan mengatakan jumlah pengguna melonjak dalam beberapa pekan terakhir.

"Fokus utamanya, jelas, memberikan laporan yang memengaruhi akses warga Afghanistan ke makanan, akses ke bank, akses ke pergerakan," kata Sara, dikutip CNN, Senin (20/9/2021).

"Kami mencoba untuk mengurangi kecemasan sebanyak mungkin dalam kehidupan sehari-hari sebaik mungkin dalam situasi saat ini," sambungnya.

Sejak Taliban mengambil alih Afghanistan, pekerjaan orang-orang di belakang Ehtesab jadi lebih berisiko. Aplikasi ini sebelumnya dapat menggunakan catatan polisi setempat hingga informasi dari pejabat pemerintah untuk membantu memverifikasi laporan.

Sekarang mereka lebih banyak bergantung pada laporan berita, kedutaan asing dan PBB. Akan tetapi, banyak di antara pejabat dan kedutaan asing telah meninggalkan Kabul dalam beberapa pekan terakhir.

Tim aplikasi itu saat ini tengah bekerja untuk memastikan bahwa tidak ada laporan yang dikirim oleh pengguna yang dapat dilacak oleh Taliban. Terlepas dari kesulitan-kesulitan itu, termasuk kekhawatirannya apabila Taliban dapat menindak internet secara luas seperti yang terjadi pada awal 2000-an, Wahedi mengatakan tim tidak akan menyerah.

"Satu-satunya hal yang membuat kami terus berjalan setiap hari adalah kami mengetahui bahwa kami dapat melakukan sesuatu yang sangat langsung untuk membantu," pungkasnya.


Hide Ads