Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memberi penjelasan soal polemik harga jagung mahal. Menurutnya pasokan barangnya tidak ada. Permasalahan mahalnya harga jagung ini terungkap ketika peternak Blitar menyampaikan keluhannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Gini kalau ada barangnya, sekarang kita jangan ngomong jutaan, ngomong 7.000 (ton) aja nggak ada buat kebutuhan 1 bulan di Blitar, nggak ada barangnya," kata dia dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (21/9/2021).
Pernyataan Lufti merespons Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam yang mempersoalkan harga jagung mahal. Lalu, Mendag mempertanyakan jika stok jagung memang ada tidak mungkin harganya meroket seperti sekarang ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin menjawab pertanyaan daripada Pak Mufti tentang masalah harga pakan jagung. Kalau kita punya sekarang 2,3 juta (ton) jagung, mungkin nggak harganya naik meroket seperti itu? tidak mungkin," paparnya.
Jauh-jauh hari dia sudah berkirim surat kepada kementerian terkait untuk mengingatkan bahwa stok jagung perlu mendapat perhatian karena harganya berpotensi naik.
"Saya sudah tulis surat, bulan Maret itu tulis surat resmi 'hati-hati kalau kedelai kita tidak ada tata niaganya saya tahu harganya akan tinggi tetapi tidak akan kurang barangnya. Jagung pada saat yang bersamaan tata niaganya diatur, tidak bisa sembarangan orang impor karena mesti minta persetujuan dari pada Kementerian Pertanian. Saya sudah tulis surat bahwa itu mesti dipikirkan, kenapa? karena harga komoditas dasar ini naik," jelas Lutfi.
"Saya sudah tulis surat dari awal tahun, saya sudah prediksi bahwa harga jagung ini akan tinggi, kenapa? karena harga kedelai dan harga yang lainnya juga tinggi," sebutnya.
Kembali dia mempertanyakan keberadaan stok jagung yang kini tersedia. Bila benar ada banyak maka seharusnya harga tidak meroket.
"Nah sekarang saya tidak mau menunjuk-nunjuk. Tapi sekarang kalau kita punya 2 juta (ton), apa mungkin harga jagung yang sekarang batasan Rp 4.000 bisa menjadi Rp 6.100?" tambahnya.
(toy/dna)