Muncul Izin Pabrik Semen Baru, Andre Rosiade Tantang Bahlil Audit Investigasi

Muncul Izin Pabrik Semen Baru, Andre Rosiade Tantang Bahlil Audit Investigasi

Mega Putra Ratya - detikFinance
Rabu, 22 Sep 2021 21:19 WIB
Andre Rosiade
Foto: Andre Rosiade
Jakarta -

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade menantang Menteri Investasi Bahlil Lahadalia untuk melakukan audit investigasi terkait produksi dari seluruh pabrik semen, untuk membandingkan antara total kapasitas produksi dan realisasi serta permintaan.

Hal itu menyusul adanya izin investasi pembangunan pabrik semen baru di Kalimantan Timur bekapasitas 12 juta ton/tahun di tengah pemberlakuan moratorium.

"Pak Bahlil harus tahu, Kalimantan itu konsumsi semennya hanya 4 juta ton setahun. Saat ini, Kalimantan sudah punya kapasitas produksi 10,3 juta ton. Sekarang ini Kalimantan over supply 6 juta ton. Pak Bahlil mau bangun pabrik baru 12 juta ton. Pertanyaannya, itu untuk siapa?" kata Andre dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Rabu (22/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi over supply semen tidak hanya di wilayah Kalimantan, tetapi juga di seluruh wilayah Indonesia. Andre menjelaskan, saat ini kapasitas produksi semen nasional berkisar antara 116 juta ton hingga 120 juta ton. Sementara konsumsi baik untuk dalam negeri maupun ekspor hanya 70 juta ton. Jadi ada over supply hampir 50 juta ton.

Sementara utilisasi pabrik semen sebesar 60 persen. Data Kementerian Perindustrian dan Asosiasi Semen Indonesia menyebutkan pertumbuhan semen sampai 2025 hanya 4 persen. Otomatis utilisasi sampai 2025 sebesar 78 persen dan diprediksi sampai 2030 Indonesia tidak butuh membangun pabrik semen baru.

ADVERTISEMENT

"Pertanyaan saya kepada menteri-menteri di kabinet Pak Jokowi, ijin pabrik semen baru di Kalimantan itu untuk siapa? Dibilang untuk ekspor, ekspor ke siapa? Di China orang over supply, Thailand, Vietnam, semua over supply. Ekspor ke siapa? Akhirnya, mohon maaf, pengawasan kita lemah, membanjiri Indonesia kembali," kata Andre.

Kondisi demikian, menurut Andre, akan mengjancurkan industri semen yang sudah eksis di Indonesia.

"Nanti akibatnya Semen Bosowa gulung tikar, lalu Semen Tonasa gulung tikar, Semen Kupang nanti juga gulung tikar, Indosemen juga gulung tikar, hampir semua gulung tikar. Jadi tolong lah," kata Andre.

Andre menegaskan pihaknya kini menunggu realisasi janji Menteri Investasi yang menyatakan akan melakukan audit investigasi mengenai produksi dari seluruh pabrik semen, untuk membandingkan antara total kapasitas produksi dan realisasi serta permintaan.

"Kalau Pak Bahlil mau audit, kami tunggu audit. Saya mengusulkan kepada pimpinan rapat agar ini menjadi kesimpulan, kita punya legacy di Republik Indonesia ini bahwa urusan semen ini kita bisa benar-benar menyelesaikan secara kongkrit," kata Andre.

"Kita tunggu audit Pak Bahlil, supaya fair, supaya objektif. Kalau memang ada kekurangan silakan impor dan buka ijin pabrik baru. Tapi kalau benar over supply 50 juta ton, pemerintah juga harus berani cabut ijin. Berdasarkan UU MD3 Pasal 98 ayat 6, kesimpulan rapat antara DPR dan pemerintah bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh pemerintah. Jadi mohon ini jadi kesimpulan, agar kongkrit, agar ini juga mengikat pemerintah," tegas Andre.




(ega/hns)

Hide Ads