Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ikut menyoroti rencana tapering yang dilakukan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve. Dia mengatakan The Fed sudah memberikan sinyal akan melakukan tapering pada akhir tahun ini.
Sri Mulyani menerangkan, hal yang mendorong hal itu dilakukan salah satunya pemulihan yang terjadi di AS yang cukup cepat.
"Kalau inflasinya bisa dikendalikan maka kemudian menimbulkan juga dampak terhadap posisi dari US dolar. Jerome Powell yaitu Federal Reserve chair menyampaikan bahwa tapering akan dilakukan akhir tahun 2021," ucapnya dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (23/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, menurut Sri Mulyani kenaikan suku bunga acuan di AS baru akan terjadi pada 2023. Tapi tetap saja pernyataan yang disampaikan menimbulkan reaksi di pasar keuangan dan pasar modal.
"Sehingga memang selalu akan dilihat bagaimana posisi dari kebijakan perekonomian terutama di sisi moneter Amerika," ucapnya.
Melansir Investopedia, tapering merupakan salah satu senjata yang dimiliki bank sentral sebuah negara. Senjata itu akan menjadi menyeramkan jika yang menggunakan adalah bank sentral negara besar seperti Federal Reserve di Amerika Serikat (AS), karena dampaknya akan merembet kemana-mana.
Tapering sendiri merupakan kebijakan dari bank sentral yang mengurangi pembelian aset seperti obligasi (surat utang). Kebijakan ini merupakan kebalikan dari senjata yang namanya pelonggaran quantitative easing (QE).