Harga Telur Anjlok Jadi Cuma Rp 17.000/Kg, Ini 3 Faktanya

Harga Telur Anjlok Jadi Cuma Rp 17.000/Kg, Ini 3 Faktanya

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 23 Sep 2021 21:00 WIB
Telur Ayam
Harga Telur Anjlok Jadi Cuma Rp 17.000/Kg, Ini 3 Faktanya
Jakarta -

Harga telur ayam anjlok di sejumlah daerah Indonesia. Harganya bahkan terus menyentuh level terendah hingga di bawah Rp 20.000 per kilogram (kg) dari harga normal Rp 20.000 sampai Rp 25.000.

Berikut 3 faktanya:

1. Harga Telur Cuma Rp 17.000/Kg

Berdasarkan pantauan detikcom di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (23/9/2021), harga telur anjlok hari ini Rp 17.500 per kg di level pedagang grosir. Dua pedagang lainnya juga menjual dengan harga yang sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah lima hari ini Rp 17.500 per kg, turun terus dari Rp 20.000, Rp 19.000, Rp 18.000," kata pedagang telur bernama Oni saat ditemui detikcom.

Sedikit berbeda, untuk di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, harga telur di tingkat pedagang grosir lebih rendah lagi yakni mencapai Rp 17.000 per kg.

ADVERTISEMENT

Sementara di level pedagang ecer di Pasar Senen, terpantau harga telur masih dijual dengan harga Rp 20.000 per kg. "Ini sudah turun dari harga Rp 22.000 per kg. Cuma ngambil untung sedikit," tuturnya.

2. Terendah Sejak Sekitar 10 Tahun

Oni mengatakan harga telur yang cuma Rp 17.500/kg merupakan harga terendah sejak kurang lebih 10 tahun terakhir.

"Sudah lima hari ini Rp 17.500 per kg, turun terus dari Rp 20.000, Rp 19.000, Rp 18.000. Ini harga terendah semenjak saya jualan telur kurang lebih 10 tahun," kata pedagang telur bernama Oni saat ditemui detikcom.

3. Penyebab Harga Telur Anjlok

Oni menduga anjloknya harga telur karena ada permainan dari peternak besar yang ingin mematikan peternak kecil. Pasalnya di sisi lain, harga pakan ternak ayam terus mengalami kenaikan.

"Pakannya naik, harganya turun, kayak ada peternak besar yang.. supaya peternak kecil pada bangkrut. Masalahnya baru tahun ini pakannya meningkat, harganya hancur. Baru pertama kali ini sejak saya jualan telur kurang lebih 10 tahun terakhir," bebernya.

Meskipun sebagai penjual mengaku mengalami keuntungan yang sedikit, Oni menyebut yang paling dirugikan dari fenomena ini adalah peternak. "Kalau kita kan penjual ngikutin modal segini jual segini, walaupun untung tipis, yang kasihan peternaknya," ujarnya.

Pedagang telur lainnya bernama Riswan, memiliki pandangan lain soal harga telur yang anjlok. Dia menduga pasokan yang melimpah membuat harga diturunkan karena dampak PPKM sempat membuat daya beli lesu.

"Mungkin pasokan telur melimpah banyak, jadi stok-stok daripada nggak ke jual terus rusak, jadi dijual murah," ungkapnya.

(aid/fdl)

Hide Ads