Generasi milenial didorong terjun langsung ke sektor pertanian. Hal ini dilakukan untuk mendukung regenerasi petani dan mendorong produktivitas pertanian nasional.
Direktur Produksi Pupuk Indonesia Bob Indiarto bicara soal data yang menyebutkan jumlah petani menurun. Mayoritas petani telah berusia lebih dari 45 tahun.
"Maka dari petani milenial inilah kita berharap, karena tanah air kita luas dan subur dan perlu dikelola oleh petani-petani muda yang potensial ini," ujar Bob, Sabtu (25/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya berupaya mendorong minat generasi milenial ke sektor pertanian, di antaranya melalui program regenerasi petani untuk mendukung upaya pemerintah meningkatkan jumlah anak muda yang terjun di bidang pertanian. Salah satunya dilakukan oleh anak usaha Pupuk Indonesia, yaitu Petrokimia Gresik yang rutin menggelar Jambore Petani Muda sejak tahun 2017 dengan menghadirkan mahasiswa, pelajar, serta petani muda sukses dari berbagai daerah.
"Dari kegiatan tersebut, kami memotivasi anak muda agar konsisten di bidang pertanian, mendorong inovasi pertanian karya dalam negeri, mendorong iklim usaha agribisnis untuk generasi muda, membantu meningkatkan kesejahteraan petani milenial, serta menciptakan role model petani muda," ujar Bob.
Salah satu role model petani muda binaan Pupuk Indonesia adalah Edi Lusi. Mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Korea Selatan dan Taiwan ini kini sukses mengembangkan komoditas buah naga di Banyuwangi. Awalnya, Edi hanya menggarap lahan seluas 0,25 hektare hingga kini berhasil mengembangkannya menjadi 5 hektar.
Edi juga membentuk Paguyuban Petani Buah Naga Banyuwangi (PANABA) dengan ratusan anggota yang menggarap lahan buah naga seluas 3.000 hektar lebih. Hal ini menjadikan Banyuwangi sebagai penghasil buah naga terbesar di Indonesia yang memasok ke berbagai kota hingga mancanegara. Produk olahannya pun sangat beragam, mulai dari mie, sirup, kripik, jus, dan sebagainya.
"Pertanian adalah sesuatu yang menjanjikan, jangan takut jadi petani, jadilah petani yang berkreasi dan modern, dengan maksimalkan komoditas yang digeluti. Misalnya buah naga yang awalnya 0,5 kini dengan inovasi bisa menjadi 1 kilogram per buah," ujar Edi.