Soal Polemik Jagung, Kemendag Klaim Sudah Lama Ingatkan Kantor Airlangga

Soal Polemik Jagung, Kemendag Klaim Sudah Lama Ingatkan Kantor Airlangga

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 30 Sep 2021 11:15 WIB
80 Ton Jagung Subsidi Jokowi untuk Peternak Blitar Langsung Habis dalam Hitungan Jam
Soal Polemik Jagung, Kemendag Klaim Sudah Lama Ingatkan Kantor Airlangga
Jakarta -

Komoditas jagung, khususnya untuk pakan ternak kini jadi polemik setelah terungkap harganya melambung sehingga meresahkan para peternak unggas. Pihak Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim sudah jauh-jauh hari mengingatkan akan masalah tersebut ke kantor Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.

Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Isy Karim menjelaskan sepanjang tahun ini jagung memang diperkirakan surplus, namun secara bulanan mengalami defisit mulai Mei.

"Kalau kita lihat mulai dari bulan Mei memang terlihat mulai ada defisit. Jadi untuk dari penggunaan per bulan itu dari neraca yang kami olah data dari Kementan ini memang ada defisit mulai dari bulan Mei. Tapi totalnya untuk 2021 itu memang masih ada surplus 1,1 juta ton. Namun untuk mulai bulan Mei ini terlihat (defisit)," katanya dalam sebuah webinar, Kamis (30/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari pergerakan harga jagung yang dipantau Kemendag, sejak Maret 2021 juga sudah melampaui harga acuan yang ditetapkan Rp 4.500. Berdasarkan data SIJAGUNG Kementan dan Badan Ketahanan Pangan Kementan yang diolah Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, harga jagung per kg pada Maret Rp 4.772, April Rp 5.392, Mei Rp 5,757.

"Mei ini (harga jagung) di luar negerinya sudah mulai mengalami penurunan, indikasi mulai penurunan. Tapi ternyata yang di dalam negeri tidak ikut turun," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Melihat kondisi tersebut, pada bulan Mei, Kemendag sudah mengusulkan kepada Kementerian Koordinator Perekonomian untuk dilakukan stabilisasi harga. Mekanismenya sesuai Perpres 48 tahun 2016 tentang Penugasan Kepada Perusahaan Umum (Perum) Bulog Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional, dalam hal ini terkait stabilisasi jagung, harus ditetapkan melalui rakortas.

"Di tanggal 25 Mei ini kami berkirim surat karena melihat pergerakan harga jagung sudah merangkak naik," jelas dia.

Tonton video 'Suroto Terima Bantuan 20 Ton Jagung dari Jokowi':

[Gambas:Video 20detik]



Lanjut halaman berikutnya.

Akhirnya berdasarkan hasil rakortas 22 September, pemerintah memutuskan menugaskan Perum Bulog untuk melakukan pengadaan jagung sebanyak 30 ribu ton dan didistribusikan kepada peternak mandiri di gudang peternak/koperasi dengan harga Rp 4.500 per kg.

Apabila terdapat selisih antara harga perolehan Perum Bulog dengan harga penugasan, selisih harga tersebut akan diganti pemerintah melalui mekanisme penugasan dana cadangan stabilisasi harga pangan (CSHP). Proses pembayaran oleh Kementerian Keuangan setelah diverifikasi oleh BPKP.

"Kementerian Perdagangan juga sudah menyampaikan surat kepada Menteri BUMN untuk menugaskan Perum Bulog untuk pengadaan jagung pemerintah dengan volume 30 ribu ton yang nantinya didistribusikan kepada peternak koperasi seharga Rp 4.500," tambahnya.

Namun dijelaskan Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto, hingga hari ini penugasan tersebut belum diterima Perum Bulog.

"Sampai dengan saat ini memang belum ada penugasan dari pemerintah kepada Bulog untuk mengelola jagung. Memang kalau kita mengacu ke Perpres 48 itu seharusnya kan jagung merupakan bagian dari penugasan pemerintah kepada Bulog," jelasnya.


Hide Ads