Layanan ekonomi digital terus digenjot, terutama di tengah pandemi seperti ini. Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) makin banyak yang menggunakan metode pembayaran menggunakan uang elektronik berbasis aplikasi seperti OVO dan lainnya.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi & UKM Eddy Satriya mengatakan adopsi pembayaran digital semakin kencang seiring dengan pandemi COVID-19, khususnya terpengaruh berbagai pembatasan mobilitas. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memainkan peranan penting sebagai roda penggerak ekonomi, terutama di negara-negara berkembang. Menurut Badan Pusat Statistik, lebih dari 64 juta UMKM Indonesia berkontribusi sekitar 61 persen bagi PDB nasional.
Eddy juga mengutarakan, digitalisasi pembayaran tidak hanya bermanfaat bagi pelaku UMKM tetapi juga masyarakat luas. Dengan kata lain, digitalisasi pembayaran berdampak besar bagi upaya pemajuan bangsa. Kemenkop UKM optimistis atas target 30 juta pelaku UMKM bertransformasi ke digital pada 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami optimistis target tersebut bisa tercapai. Kami terus mengumpulkan secara langsung UMKM untuk dibimbing sehingga kapasitas produksi mereka terus menjadi lebih baik sejalan dengan perbaikan kualitas," tutur Eddy dalam keterangannya, Jumat (1/10/2021).
Dalam survei yang dilakukan oleh CORE Indonesia terhadap 2.001 UMKM mitra di 12 kota di 8 provinsi pada awal 2021, memperlihatkan sebagian besar pelaku UMKM merasa terbantu sejak bergabung di platform pembayaran digital. Sebagian besar responden survei juga melaporkan peningkatan transaksi harian dan pendapatan bulanan.
Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah memaparkan sebanyak 73% UMKM sekarang ini lebih sering menggunakan uang elektronik untuk bertransaksi. Sekitar 70% UMKM mengalami peningkatan transaksi harian dengan rata-rata kenaikan hingga 30%. Rata-rata pendapatan per bulan pun meningkat 27% bagi 68% responden.
"Sementara ekosistem OVO seperti Grab juga memberikan dampak ekonomi sosial yang signifikan bagi UMKM di tengah pandemi COVID-19. Sekitar 91 persen pelaku UMKM yang disurvei telah terhubung dengan ekosistem luas OVO, dan mendapatkan manfaat nyata dengan rata-rata kontribusi ekosistem OVO mencapai 18 persen dari total penjualan mereka," kata Piter Abdullah dalam keterangannya, Jumat (1/10/2021).
Sementara itu, ekonom senior dan Founder CORE Indonesi Hendri Saparini menjelaskan, dari survei CORE diketahui bahwa ternyata perilaku pelaku usaha dapat menyesuaikan dengan transformasi digital yang ada.
"Jadi, tidak perlu khawatir bahwa perubahan perilaku tidak diikuti oleh pelaku usaha, khususnya UMKM. Kenyataannya, pelaku usaha juga cepat mengadopsi inovasi di bidang digitalisasi pembayaran. Selanjutnya ini menjadi aset bagi pemerintah, karena digitalisasi pembayaran ini menghasilkan big data yang luar biasa," kata Hendri.