Holding Pariwisata Baru Lahir, Ini Deretan BUMN yang Masuk

Holding Pariwisata Baru Lahir, Ini Deretan BUMN yang Masuk

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 04 Okt 2021 15:39 WIB
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. ANATAR FOTO/Aprillio Akbar/nz
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Jakarta -

Pemerintah akan membentuk holding BUMN pariwisata dan pendukung yang dikomandoi PT Aviasi Pariwisata Indonesia. Perusahaan yang dulunya bernama PT Survai Udara Penas (Persero) ini akan menjadi induk dari sejumlah perusahaan pelat merah.

Sejumlah BUMN akan bergabung. BUMN-BUMN itu yakni PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau INA, PT Sarinah (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) atau TWC, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC, dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Dalam catatan detikcom, Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto menjelaskan mekanisme pembentukan holding sebenarnya tinggal menunggu peraturan pemerintah (PP) ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, terdapat dua isu lainnya yang harus dibereskan. Pertama terkait ITDC sebagai salah satu BUMN yang memiliki peran utama dalam pengembangan destinasi pariwisata. Perusahaan pelat merah tersebut ditargetkan menjadi anggota holding pada akhir tahun 2021 pasca proses PMN kepada ITDC.

"Ditarget Q4 2021 ini ITDC adalah proses inbrengnya memang secara teknis akan dilakukan setelah PMN-nya (penyertaan modal negara) disetujui. Sebetulnya PMN sudah disetujui, tinggal menunggu PP juga," katanya dalam Rakornas Parekraf Tahun 2021, Senin (27/9/2021).

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, Garuda Indonesia yang memiliki peran utama dalam konektivitas dan mobilitas penduduk dan kegiatan pariwisata di Indonesia, ditargetkan menjadi bagian anggota holding di tahun 2023.

"Nanti kita menunggu restrukturisasi yang dilakukan oleh Garuda, dan ini masih waktunya di 2023," tuturnya.

Bersambung ke halaman berikutnya

Pada kesempatan lain, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pembentukan holding ini akan dilakukan melalui tiga tahap penataan dan pengembangan portofolio sub kluster.

Tahap pertama pada Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, INA, Sarinah, dan TWC. Langkah tersebut ditargetkan pada kuartal II 2021.

Tahap kedua pada ITDC dengan target kuartal IV. Proses inbreng akan dilakukan pasca PMN 2021 kepada ITDC. Lalu, tahap ketiga mencakup Garuda Indonesia. Langkah ini menunggu restrukturisasi selesai.


Hide Ads