Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggabungkan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics ke PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI. Hal ini ditandai dengan terbitnya PP Nomor 97 Tahun 2021.
Progres penggabungan pun dilakukan dengan pengumuman Rencana Penggabungan Perusahaan (RPP) BGR ke PPI pada 28 September 2021 yang disampaikan ke pihak ketiga, yakni kreditur dan debitur dari kedua perusahaan. Selain itu, perusahaan juga mengumumkan penggabungan ini ke karyawan.
Direktur Utama PPI Nina Sulistyowati mengatakan, penggabungan ini merupakan visi misi ke depan dari pemegang saham terhadap peran PPI dalam BGR dalam ekosistem pangan yang lebih baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita bangun bersama-sama new PPI ini menjadi perusahaan yang kuat, kita ke depan akan menjadi semakin besar, manfaat untuk negara juga akan semakin luas, dengan meningkatkan skala dan kapabilitas perdagangan melalui akselerasi ekspor dan integrator logistik pangan dan pasar eksternal lainnya," kata Nina dalam keterangan resminya, Senin (4/10/2021).
Febriyanto, Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha mengatakan, dengan ditandatangani PP penggabungan BGR ke PPI dan diumumkannya RPP, masih ada waktu sekitar 25 hari sampai dengan RUPS penggabungan. Dengan demikian, masih ada waktu untuk melakukan persiapan dan konsolidasi yang komprehensif.
Baca juga: Profil 3 BUMN yang Dilebur Jokowi |
"Kita sangat berharap bahwa hasil penggabungan ini jelas untuk membesarkan fungsi PPI BGR ke depannya, trading logistik di dalam eksosistem pangan" kata Febriyanto.
Direktur Utama BGR M Kuncoro Wahyu Wibowo mengatakan, pihaknya mendukung pelaksanaan merger ini.
"Kita menunggu RUPS untuk menjadikan secara de jure, kita harus support tujuan merger ini yang telah ditandatangani oleh Presiden sebagai kekuasaan tertinggi di negara ini mengatakan bahwa tugas BoD adalah menerjemahkan keinginan pemegang saham tanpa merugikan pihak manapun. Yakin opportunity akan menjadi lebih besar, harus trust terhadap negara," paparnya.
(acd/zlf)