Anak BUMN Dorong UMKM Batik biar Lebih Maju, Begini Caranya

Anak BUMN Dorong UMKM Batik biar Lebih Maju, Begini Caranya

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 05 Okt 2021 10:21 WIB
Batik Lokal
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Pelaku UMKM batik terus didorong untuk bisa berkembang agar bisa berdaya saing. Salah satu caranya ialah meningkatkan kualitasnya sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Sejumlah pengusaha batik lokal mendapat pembinaan dari PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) agar produknya bisa merambah ke mancanegara. Contohnya seperti dua mitra binaan Pupuk Kaltim, yakni Batik Beras Basah dan Batik Kuntul Perak.

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan perseroan berkomitmen untuk mendukung batik sebagai warisan budaya Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pupuk Kaltim juga melihat potensi batik lokal dengan corak dan motif unik, sebagai peluang usaha menjanjikan yang bisa digarap serius oleh masyarakat," ujarnya, Selasa (5/10/2021).

Rahmad mengungkapkan pihaknya juga berupaya mendorong para pelaku batik binaan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, sekaligus menyasar potensi pasar dengan lebih luas.

ADVERTISEMENT

"Bukan tidak mungkin batik Bontang bisa tembus pasar ekspor dan ini yang terus didorong Pupuk Kaltim untuk perkembangan batik mitra binaan, karena peluang dan daya saing itu harus dimanfaatkan dengan baik," ucapnya.

Sementara itu, Owner Batik Beras Basah Eko Widji Rahayu atau yang akrab disapa Ewied, mengatakan Pupuk Kaltim berperan penting terhadap kemajuan dan perkembangan usahanya, hingga menjadi salah satu batik kebanggaan masyarakat Bontang.

"Kini kami telah melayani berbagai permintaan pasar di dalam dan luar negeri, untuk berbagai jenis produk batik mulai kain hingga pakaian jadi dan lainnya," kata Ewied.

Batik Beras Basah terinspirasi dari nama icon wisata Kota Bontang, dengan corak biota laut. Nama ini juga dinilai mewakili Bontang agar nama daerah maupun Pulau Beras Basah sebagai icon wisata semakin dikenal secara luas. Batik Beras Basah telah menjadi mitra binaan Pupuk Kaltim sejak 2010, yang tak hanya memperoleh manfaat berupa modal usaha, tapi juga difasilitasi beragam pelatihan dan kompetensi, hingga promosi dan hak paten merek dagang.

"Termasuk difasilitasi untuk pengurusan SPPT SNI, sehingga produk kami bisa berkembang dengan inovasi yang lebih beragam," tambah Ewied.

Tantangan pandemi Covid-19 tak luput dari perjalanan Batik Beras Basah, yang sempat terimbas karena anjloknya permintaan. Pupuk Kaltim tak lepas tangan, melalui pemberdayaan pembuatan ribuan masker berbahan dasar kain batik untuk dibagikan ke masyarakat secara bertahap, hingga pembuatan souvenir untuk tamu Perusahaan. Ewied bersama tim batik Beras Basah mampu bertahan dan mulai kembali bergeliat dalam beberapa waktu terakhir.

Manfaat yang sama juga turut dirasakan Kadir Assegaf, owner Batik Kuntul Perak yang juga difasilitasi Pupuk Kaltim untuk mendapatkan SPPT SNI pada 2019. Pemberdayaan di awal pandemi Covid-19 untuk pembuatan masker batik bak durian runtuh baginya, karena jumlah pesanan 10.000 masker di luar ekspektasinya akibat kelangkaan masker kala itu.

Pesanan itu dibagi Kadir ke berbagai penjahit lokal, agar bisa bersama merasakan manfaat pemberdayaan Pupuk Kaltim, karena dirinya menyadari hampir seluruh sektor usaha masyarakat terimbas akibat pandemi. Pengusaha batik lokal pertama di Bontang ini juga menjadikan masker batik sebagai peluang baru, disamping pengembangan corak serta desain pakaian yang lebih milenial untuk mengajak generasi muda gemar terhadap batik. "Kami menggandeng belasan penjahit lokal Bontang serta puluhan penjahit pemula dari LKP binaan Pupuk Kaltim, agar kita bisa bangkit bersama dari pandemi," terang Kadir.

Dirinya menyebut langkah besar yang diambilnya itu tak lepas dari komitmen Pupuk Kaltim yang selama ini sangat berjasa dalam pengembangan batik lokal, khususnya usaha yang dia kelola. Sejak 2007 menjadi mitra binaan Pupuk Kaltim, dia telah mendapatkan beragam manfaat. "Kini giliran kita menebar manfaat, agar apa yang dilakukan Pupuk Kaltim selama ini benar-benar berdampak positif dengan lebih luas di masyarakat," tandasnya.

Atas capaian SPPT SNI, kualitas Batik Kuntul Perak yang diambil dari nama burung khas Kota Bontang ini makin dipercaya konsumen, sebagai salah satu batik berkualitas di Kaltim. Kadir mengakui SPPT SNI meningkatkan kepercayaan publik dan tak meragukan produk yang dihasilkan. "Seiring Hari Batik Nasional tahun ini, kami berupaya untuk terus meningkatkan peran dalam mendukung batik sebagai kekayaan nusantara," terang Kadir.


Hide Ads