Jahatnya Corona, 15 Juta UMKM di Ambang Bangkrut!

Jahatnya Corona, 15 Juta UMKM di Ambang Bangkrut!

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 13 Okt 2021 19:30 WIB
Pekerja membuat gerabah di Saung Deddy Keramik, Natar, Lampung Selatan, Lampung. Gerabah disini dibuat berdasarkan pesanan dengan harga berkisar dari Rp 50 ribu hingga jutaaan rupiah. Pimpinan Wilayah BRI Provinsi Lampung, Hari Purnomo mengatakan, sampai dengan Agustus bulan lalu, pihaknya telah menyalurkan KUR dengan nilai Rp5,3 triliun kepada para pelaku UMKM.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pandemi telah menghantam ekonomi semua negara khususnya Indonesia. Bahkan perusahaan hingga usaha kecil pun terimbas. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Ketenagakerjaan, Bob Azam mengungkap akibat pandemi 50% dari 30 juta UMKM terancam bangkrut.

"Pandemi ini lebih banyak lagi dunia usaha yang terdampak, 90% lebih perusahaan itu UMKM. Nah UMKM ini unik pengusaha sekaligus pekerja, debitur juga, banyak juga yang kreditur. Kalau kita lihat ada 30 juta UMKM dilansir dari APINDO 50% sudah menghadapi kebangkrutan," katanya dalam dialog bertajuk COVID-19 dan Ancaman Kebangkrutan Dunia Usaha, Rabu (13/10/2021).

Menurutnya kondisi dunia usaha ini ada tiga di kala pandemi. Pertama, ada perusahaan-perusahaan yang masih dalam periode bertahan dan bisa menghadapi situasi pandemi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perusahaan survive berhadapan dengan likuiditas perusahaan dan memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaannya," lanjutnya.

Kedua, ada perusahaan yang kini dalam masa recovery. "Mungkin lebih 50% masih di periode survival, jadi inilah situasi kondisinya," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Ketiga, ada lebih dari 1.000 perusahaan yang telah mengajukan diri ke Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Perusahaan itu menghadapi ancaman kebangkrutan juga.

"1.000 lebih perusahaan yang mengajukan diri ke PKPU menghadapi isu kebangkrutan," imbuhnya.

Dengan semua kondisi itu, ia mengatakan imbas pandemi akan lebih berat lagi ke depannya.

"Pandemi ini belum tentu akan selesai karena masih ada ancaman varian baru dan perubahan-perubahan di dunia usaha," tutupnya.

(zlf/zlf)

Hide Ads