Pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2% pada 2022. Menurut ekonom Chatib Basri, target tersebut bisa dicapai asalkan vaksinasi COVID-19 yang dilakukan pemerintah dapat terakselerasi dengan cepat.
"Kalau kita mampu mengatasi pandemi di mana vaksinnya bisa dipercepat sampai dengan kuartal I-2022 maka saya kira target (pertumbuhan ekonomi) 5,2% itu bukan sesuatu yang berlebihan," katanya dalam webinar, Senin (18/10/2021).
Belajar dari pengalaman tahun lalu, ketika pemerintah membuka kembali kegiatan ekonomi pada bulan Juni, aktivitas ekonomi memang berangsur naik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi ingat apa yang terjadi bulan Oktober ketika orang mulai ramai-ramai libur lagi pada waktu itu? kemudian jumlah kasusnya naik," sebutnya.
Akhirnya pemerintah kembali memperketat kegiatan masyarakat sehingga pertumbuhan ekonomi kembali melambat.
Pemerintah sudah beberapa kali melakukan buka-tutup kegiatan ekonomi. Setiap kali dilakukan pelonggaran maka kasus COVID-19 meningkat yang ujungnya pemerintah kembali memperketatnya.
"Jadi selama herd immunity (kekebalan komunal) belum tercapai, selama vaksin belum bisa mencapai 70% maka ada risiko pemulihan ekonominya itu bentuknya W: naik, turun, naik lagi, turun," jelas Chatib.
"Itulah yang membedakan antara negara seperti Indonesia dengan Amerika Serikat. Amerika Serikat itu akses vaksinnya luar biasa, vaksinnya sudah mencapai di atas 50%, atau Singapura misalnya 80%, Australia itu sekitar 80%. Kalau kita lihat di dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi yang akses vaksinnya luar biasa, itu recoverynya di tahun 2021 diperkirakan lebih tinggi dari kita," paparnya.
Jadi, selama pandemi masih bisa merebak lagi maka aktivitas ekonomi Indonesia di tahun depan masih akan seperti yang terjadi di tahun ini. Oleh karenanya vaksinasi menjadi kunci untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,2% di 2022.