Ekonom Chatib Basri mengusulkan agar bantuan langsung tunai (BLT) untuk orang miskin ditambah menjadi Rp 1-1,5 juta. Selain itu, jumlah penerimanya juga diperluas kepada 60% penduduk Indonesia.
"Jangan dikasih Rp 300 ribu atau Rp 700 ribu tapi dikasih Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta," kata eks Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu dalam webinar, Senin (18/10/2021).
Menurut perhitungannya perlindungan sosial selayaknya diberikan kepada 60% penduduk Indonesia, jumlahnya sekitar 160 juta orang atau 40 juta rumah tangga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk kebutuhan kita kalau itu kita lakukan, itu kalau satu bulan Rp 40 triliun, kalau kita kasih sekitar 3 bulan atau 6 bulan sekitar Rp 120 triliun sampai 240 triliun, dan menurut saya alokasinya ada," paparnya.
Dukungan tersebut dibutuhkan untuk meminimalisir jumlah orang yang keluar rumah di tengah pandemi COVID-19 ini.
"Mereka yang punya tabungan itu bisa tinggal di rumah. Tapi mereka yang miskin tidak mungkin tinggal di rumah. Di Indonesia itu hanya orang kaya yang bisa nganggur, kalau orang sangat miskin dia harus kerja, dia harus keluar rumah," jelas Chatib Basri.
Oleh karena itu masyarakat miskin perlu mendapat kompensasi. Tanpa itu pembatasan kegiatan masyarakat sulit diterapkan.
"Nah itu dia perlu diberikan kompensasi. Itu yang menjelaskan kenapa di negara India, Latin Amerika, di Indonesia itu yang namanya lockdown yang ketat atau restrik (restriksi) itu sulit dijalankan, karena orang nggak mungkin tinggal di rumah," tambahnya.