Suwono (70) petani warga Desa Kajen, Kecamatan Ceper, Klaten, Jawa Tengah mampu memproduksi benih padi unggul beromset ratusan juta rupiah tiap tahun. Benih padi produksinya padahal baru sebatas beredar di Jabar dan Jatim.
"Benih saya lintas Jawa Barat dan Jawa Timur. Setiap tahun kurang lebih 50 ton dipasarkan," ungkap Suwono pada wartawan usai rembug utama KTNA di Kantor Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Pemkab Klaten, Rabu (20/10/2021) siang.
Diceritakan Suwono, awal dirinya terjun di produksi benih sekitar tahun 2006. Saat itu dirinya mendapat pendampingan dari Shang Hyang Sri sampai akhirnya dapat ijin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melanjutkan bimbingan, tahun 2006 resmi mendapatkan izin dari balai benih sampai sekarang. Varietas utama ya Ir 64, Ciherang, Inpari dan lainnya," papar Suwono.
Untuk memproduksi benih, sebut Suwono, dirinya menyewa lahan, digarap sendiri dan hasil benih dijual sendiri. Dari hasil bisnisnya itu bisa menyekolahkan tiga anak.
"Anak saya tiga, bisa sekolah semua dan sekarang sudah kerja semua. Jika satu musim lancar tiga kali tanam bisa lebih 50 ton produksi," sambung Suwono.
Saat ini, ungkap Suwono, ada dua hektare lahan benihnya dengan 10 patok sawah. Dari produksi itu setiap tahun dirinya bisa mengantongi laba bersih Rp 500 juta.
"Kalau per tahun dapatnya ya kurang lebih setengah miliar (Rp 500 juta). Itu bersih, dengan harga dari saya per kilogram Rp 9.000 ," imbuh Suwono.
Dirinya, sebut Suwono, saat ini memiliki delapan orang tenaga. Benih padi Tani Mulyo produksinya masih dibeli terbatas dan belum semua daerah.
"Dibeli daerah tertentu, ini masih kurang terus. Prosesnya setelah panen, kering dengan rumus kadar airnya 10, saya simpan satu bulan, kita uji lab ke balai Benih Indonesia baru kalau lolos dipasarkan," lanjut Suwono.
Dalam kondisi tertentu, kata Suwono, omset kotor bisa sampai kurang lebih Rp 1 miliar. Baginya tidak ada kesulitan sebab ada bimbingan.
"Tidak ada kesulitan karena dapat bimbingan. Kalau persaingan ya yang penting saya menjaga mutu sehingga tidak masalah," tambah Suwono.
Dari hasil bisnisnya, sebut Suwono, bisa membeli tanah dan rumah di Tangerang dan Kalimantan. Di Tangerang dibuat kos- kosan.
"Di Tangerang dibuat kos-kosan ada 16 kamar. Kerjasama dengan anak, di Kalimantan tanah dikelola," tambah Suwono.
Plt Ketua KTNA Kabupaten Klaten, Maryanto mengatakan Suwono memang gigih dalam pembenihan. Omsetnya bisa ratusan juta sampai mungkin miliaran.
"Memang gigih di pembenihan. Omsetnya mungkin ratusan juta sampai miliar, tanya kan sendiri," kata Maryanto pada wartawan.