Garuda Dapat Perpanjangan Tenor Bayar Utang ke Pertamina 3 Tahun

Garuda Dapat Perpanjangan Tenor Bayar Utang ke Pertamina 3 Tahun

Siti Fatimah - detikFinance
Kamis, 28 Okt 2021 22:45 WIB
A330-200 GARUDA INDONESIA
Foto: Airbus
Jakarta -

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mendapatkan keringanan pelunasan utang kepada PT Pertamina (Persero). Hal itu berdasarkan persertujuan Pertamina soal perpanjangan waktu pembayaran utang perseroan selama tiga tahun.

"Pada akhir tahun 2020 lalu, Garuda dan Pertamina menyepakati perpanjangan waktu pembayaran kewajiban usaha selama 3 (tiga) tahun dari total outstanding yang tercatat hingga akhir tahun. Kesepakatan tersebut kami perkuat melalui diskusi penjajakan restrukturisasi bersama Pertamina untuk kewajiban usaha yang tercatat pada tahun 2021 ini," kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra dalam keterangan tertulis, Kamis (28/10/2021).

Langkah restrukturisasi ini terus diperkuat melalui sinergitas BUMN, dalam hal ini khususnya Pertamina. Menurutnya, restrukturisasi menjadi opsi yang paling tepat dan relevan dalam menunjang upaya pemulihan kinerja Garuda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami percaya, langkah yang telah berhasil dijajaki bersama Pertamina maupun berbagai mitra usaha lainnya sejauh ini, menjadi fondasi fundamental bagi kelangsungan bisnis Garuda Indonesia ke depannya," ujarnya.

Di tengah upaya restrukturisasi utang perseroan Irfan memastikan seluruh aspek kegiatan operasional penerbangan akan tetap berlangsung secara normal.

Bagaimana kondisi keuangan Garuda Indonesia? Langsung klik halaman berikutnya

Sekedar informasi, Melansir laporan keuangan perusahaan lewat keterbukaan informasi, Selasa (31/8/2021), GIAA di periode 6 bulan pertama 2021 mengalami rugi bersih US$ 898,65 juta. Jika dirupiahkan kerugian tersebut mencapai Rp 12,85 triliun (kurs Rp 14.300).

Rugi bersih itu lebih besar 26% dari torehan kerugian di semester I-2020 sebesar US$ 712,72 juta.

Bengkaknya rugi Garuda Indonesia juga disebabkan anjloknya pendapatan usaha perusahaan dari US$ 917,28 juta di semester I-2020 menjadi Rp 696,8 juta.

Penurunan pendapatan paling besar dari penerbangan berjadwal yakni turun dari US$ 750,25 juta menjadi US$ 556,53 juta. Meskipun jumlah beban usaha Garuda Indonesia turun dari US$ 1,64 miliar menjadi US$ 1,38 miliar.

Total aset perusahaan juga mengalami penurunan dari posisi akhir 2020 sebesar US$ 10,78 miliar menjadi US$ 10,11 miliar di akhir Juni 2021. Sementara liabilitas Garuda Indonesia juga malah meningkat dari US$ 12,73 miliar di akhir 2020 menjadi US$ 12,9 miliar di akhir Juni 2021.


Hide Ads