Apa Saja Kunci Pemulihan Ekonomi Paska Pandemi COVID-19?

Apa Saja Kunci Pemulihan Ekonomi Paska Pandemi COVID-19?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Sabtu, 30 Okt 2021 18:15 WIB
Demi memulihkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi, pemerintah menyiapkan dana pemulihan ekonomi nasional atau PEN yang besarnya mencapai Rp 699,43 triliun.
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Pandemi COVID-19 hingga saat ini masih terjadi di berbagai negara termasuk di Indonesia. Untuk menangani dan menekan dampak dibutuhkan kerja sama dari seluruh elemen bangsa.

Mulai dari perbaikan sektor kesehatan yang bisa membantu mendorong perekonomian yang tertekan. Program vaksinasi dan regulasi sistem pelayanan kesehatan juga menjadi hal yang utama untuk dibenahi.

Kepala Badan Pengawas Obat Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengungkapkan dibutuhkan ekosistem riset dan pengembangan obat yang inovatif dan terdepan. Kemudian kemandirian dalam proses produksi dan distribusi kebutuhan dasar masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya edukasi masyarakat yang menerus, berkelanjutan sehingga terbangun upaya promotif dan preventif di masyarakat untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan berkualitas.

"Mari kita terus memberikan pemikiran dan kontribusi yang baik bagi bangsa kita untuk menjadi pemenang yang mandiri terutama pengembangan riset, scientific, dan bermanfaat bagi kualitas hidup manusia," ujar dia.

ADVERTISEMENT

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN), M. Arsjad Rasjid menekankan pentingnya kepemimpinan yang memiliki nilai Authenticity, Spirituality, dan Agility (ASA).

Menurut Arsjad, seseorang harus autentik atau menjadi dirinya sendiri, bukan berpura-pura menjadi orang lain. Temukan tujuan hidup anda (discover your true north). Berikutnya, seseorang harus memiliki nilai-nilai spiritual di dalam dirinya yang menjadi guidance.

"Seseorang harus selalu adaptive, resilient, dan innovative. Nilai-nilai ini yang jadi kunci bagi kesuksesan dalam menghadapi perubahan-perubahan termasuk situasi yang datang tanpa terkira seperti pandemi ini," jelas dia.

Menteri Agama K.H. Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan keragaman di Indonesia hendaklah dikelola dengan baik. Hal ini agar masyarakat bisa saling melengkapi dan mewujudkan kehidupan yang rukun dan damai serta menghindari adanya masyarakat yang merasa superior diantara yang lainnya.

"Perbedaan ini harus mendapatkan ruang yang cukup untuk berekspresi dan memunculkan eksistensinya karena yang melalui ruang ini bisa dibangun kesadaran hidup bersama agar masing-masing yang berbeda beda ini tidak tumbuh egoisme yang kemudian menganggap dirinya paling superior dan merasa memiliki privilege, sementara yang lain tidak," tuturnya.

Selain narasumber di atas, diskusi publik ini juga menghadirkan para narasumber milenial. Antara lain, Kusuma Ida Anjani (Direktur Pengembangan Bisnis dan Inovasi Mustika Ratu), Alissa Qotrunnada Munawaroh (National Director of Gusdurian Network Indonesia/GNI), Selwas Taborat (Diplomat RI), Barijani Mahesa Putra (Atlet PON XX Cabor Sepatu Roda), dan Sarah Monica (Peneliti Muda AWCPH UI).

(kil/eds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads