Reagen sendiri bermacam-macam harganya. Ada yang murah sampai Rp 120 ribu. Ada juga yang mahal sampai Rp 500 ribu. Harga reagen, kata dia, bisa dilihat dalam e-katalog LKPP.
"Sebenarnya, kalau untuk melihat harga reagen PCR dari kami, sebenarnya sangat transparan, bisa cek di e-katalognya LKPP. Dari situ ada reagen-reagen PCR COVID-19 harganya berapa, itu jelas. Rata-rata itu ada dari mulai Rp 120 ribu sampai ada bahkan Rp 364 ribu, Rp 325 ribu, bahkan ada juga yang Rp 500 ribu, tergantung teknologinya," terangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga, kata dia, harga PCR sendiri bermacam-macam, tergantung teknologi yang digunakan. Ada yang cepat tapi mahal, ada juga yang lama namun murah.
Reagen sendiri bukanlah satu-satunya komponen dalam biaya PCR. Harga juga dipengaruhi komponen yang disebutkan tadi, yakni mesin, swab stick, APD, gaji dokter dan perawat, serta biaya-biaya lain, seperti air, listrik, dan tentunya keuntungan perusahaan.
Ia sendiri tak mengetahui besaran harga beberapa komponen lain dari PCR itu. Sebab, biaya itu adalah biaya yang dikeluarkan penyedia layanan seperti rumah sakit dan klinik.
"Kalau itu yang bisa menghitung mungkin pihak rumah sakit atau lab karena kan yang ada komponen-komponen biaya tenaga, listriknya, atau mereka menghitung payback period beli mesinnya berapa, harus dari mereka," ujarnya.
Simak Video "Kata Warga soal Penurunan Harga PCR Jadi Rp 275 Ribu"
[Gambas:Video 20detik]
(acd/zlf)