Tutup Gerai Lagi, Bagaimana Kinerja Keuangan Matahari?

Tutup Gerai Lagi, Bagaimana Kinerja Keuangan Matahari?

Siti Fatimah - detikFinance
Selasa, 02 Nov 2021 19:05 WIB
PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dikabarkan akan tutup 13 gerainya di tahun 2021 ini. Penutupan gerai itu diketahui imbas perusahan rugi Rp 95 miliar.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Matahari Department Store Tbk (LPPF), salah satu ritel terbesar di Indonesia resmi menutup gerainya yang ada di Pasar Baru, Jakarta Pusat. Penutupan tersebut sudah dilakukan sejak Senin (1/11) kemarin.

Sekretaris Perusahaan Matahari Department Store, Miranti Hadisusilo mengungkapkan penutupan gerai yang ada di pusat Jakarta itu dilakukan sesuai dengan rencana perusahaan. Sebelumnya, berdasarkan laporan keuangan LPPF pada 28 April 2021, perusahaan akan menutup 13 gerai di tahun 2021.

"Iya benar. Penutupan tersebut sejalan dengan rencana perseroan sebelumnya yang akan menutup gerai-gerai yang tidak perform," kata Miranti saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (2/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu bagaimana kondisi keuangan perusahaan saat ini? Apakah perusahaan masih tetap mendapatkan laba (untung)?

Berdasarkan siaran pers perusahaan yang diterima, Matahari mencatatkan laba bersih pada September 2021 sebesar Rp 439 miliar year-to-date (YTD). Angka tersebut berbanding terbalik dengan periode yang sama pada 2020 di mana perusahaan mengalami rugi bersih hingga Rp 617 miliar.

ADVERTISEMENT

Selain laba bersih, laba kotor di periode September 2021 berhasil didapatkan sebesar Rp 2,6 triliun, tumbuh 33%. Pihaknya juga menyampaikan, penjualan kotor pada September 2021 mencapai Rp 7,5 triliun atau tumbuh 28% daripada periode yang sama.

Matahari juga menargetkan untuk dapat menghasilkan EBITDA Rp 1 Triliun di tahun 2021 dengan kas bersih positif, dan pinjaman bank nihil. Perseroan memproyeksikan EBITDA 2022 sebesar Rp 1,8 Triliun.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Di sisi lain, Dewan Komisaris Matahari Departement Store (LPPF) merevisi kebijakan dividen dengan menetapkan rasio pembayaran adalah 50% atau lebih dari laba bersih untuk dibagikan dalam bentuk dividen interim dan dividen final.

"Dengan visibilitas pemulihan yang lebih jelas serta neraca dan arus kas yang kuat, Perseroan berencana untuk membagikan dividen interim sebesar Rp 100 per saham pada 2 Desember 2021, dan mengusulkan dividen final dengan jumlah yang sama. Ke depan, Manajemen merekomendasikan jumlah yang sama untuk dividen interim dan final," dikutip dari pernyataan resmi Matahari.

Pertumbuhan Matahari didorong dengan kebijakan relaksasi selama penerapan PPKM. Di awal PPKM Darurat pihaknya menutup sementara 117 gerai dan membuka 31 gerai dengan beberapa pembatasan.

Seiring dengan kondisi penanganan pandemi COVID-19 yang terkendali, pusat perbelanjaan pun kembali di buka dan sekaligus menarik kunjungan masyarakat. Sejak saat itulah, Matahari mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan membuka 100% gerainya.

"Sejak September, anak-anak di bawah usia 12 tahun diizinkan memasuki Mal, pembatasan jam operasional dan kapasitas kegiatan makan/minum di tempat umum mulai dilonggarkan, dimana semuanya mengarah pada kunjungan mal yang semakin tinggi. Hal ini berlanjut pada bulan Oktober dengan pemulihan mencapai lebih dari 70% dibandingkan dengan 2019," ujarnya.

Bersamaan dengan penutupan gerai di beberapa daerah, Matahari berencana akan membuka dua gerai baru pada bulan Desember di Cianjur, Jawa Barat dan di Batam, Kepulauan Riau. Mereka juga menargetkan akan membuka sepuluh gerai baru di tahun 2022.


Hide Ads