Semua itu terjadi, sebelum regulator menandatangani izin penggunaan dari vaksin AstraZeneca.
"Jika uji coba untuk vaksin itu tidak berhasil, SII hanya akan membuat batch dan akhirnya membuangnya," kata Poonawalla.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah regulator Inggris pada Desember 2020 menyetujui vaksin, Poonawalla mulai memasok dosis ke India dan negara lain. Hingga Mei, SII telah memproduksi 30 juta dosis. Hal ini membuat Poonawalla menjadi orang paling berpengaruh di India.
Tetapi rencana Poonawalla menjadi kacau ketika gelombang kedua COVID-19 melanda India. Pada puncaknya, negara itu melaporkan lebih dari 400.000 kasus per hari, meskipun para ahli mengatakan jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.
Pada saat itu, hanya 2% dari 1,3 miliar penduduk India yang sudah divaksinasi lengkap. Sedangkan pemerintah lambat menyiapkan lebih banyak vaksin kala itu.
India kemudian memutuskan untuk menghentikan ekspor semua vaksin, mencegah SII untuk memenuhi komitmennya di tempat lain.
"Saya selalu menjadi patriot untuk negara saya dan jika negara saya membutuhkan fasilitas saya terlebih dahulu, saya harus melakukan apa yang mereka katakan," kata Poonawalla.
"Tidak ada dua cara tentang itu," jelasnya lagi.
Tentu dengan adanya penghentian ekspor dari SII ini akan menjadi pukulan telak bagi keluarga Poonawalla. Sebab sebelumnya ia telah menyampaikan komitmennya untuk menyuplai vaksin ke 92 negara, dan saat ini komitmen tersebut tidak dapat dipenuhinya.
(ara/ara)