Terkuak! Ini Asal Muasal Pelita Air Disebut Jadi Pengganti Garuda

Terkuak! Ini Asal Muasal Pelita Air Disebut Jadi Pengganti Garuda

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 09 Nov 2021 19:45 WIB
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo
Terkuak! Ini Asal Muasal Pelita Air Disebut Jadi Pengganti Garuda
Jakarta -

Isu Pelita Air menggantikan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berkembang beberapa waktu belakangan ini. Dalam rumor yang berkembang, Pelita Air disebut menjadi pengganti Garuda begitu pailit.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, isu itu muncul karena proses hukum dalam restrukturisasi Garuda ada risikonya.

"Jadi kami intinya gini, Pelita ini kenapa muncul, karena melihat ada risiko, di dalam chart tadi, ada risiko akan gagal mungkin 70:30," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VI, Selasa (9/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun dia menyebut, ada kesalahan pengutipan. Dia mengatakan, pihaknya mendorong homologasi atau perdamaian. Namun, proses hukum itu ditangkap jika Garuda langsung pailit.

"Itu ada kesalahan quotation juga di media, kami menyatakan kalau kita masuk proses hukum, yang didorong homologasi, tapi ada risiko pailit. Itu kita harus sebut di awal, kalau nggak saya sebut, saya nggak bener, harus saya sebutkan," katanya.

ADVERTISEMENT

"Cuma yang ditangkap media seolah langsung pailit. Kemudian ada pertanyaan lain lagi, 'Kalau pailit bagaimana?'. Ya kami sampaikan, kita sebagai pemegang saham melihat sektor transportasi udara ini penting ya kami akan menggunakan Pelita sebagai cadangan," katanya.

Lanjut ke halaman berikutnya.

Lihat juga Video: Perusahaan Penerbangan Indonesia Kurangi Jumlah Pesawat

[Gambas:Video 20detik]




Dia menekankan, Pelita jadi cadangan jika proses hukum dengan para kreditur gagal mencapai perdamaian. Dia mengatakan, Indonesia akan mengalami kekurangan pesawat jika Garuda pailit.

Ia menerangkan, saat ini pesawat yang beroperasi di Indonesia sekitar 350-400 pesawat. Jika Garuda pailit, maka Indonesia kehilangan 150 pesawat.

"Bayangkan kalau Garuda pailit nanti tahun depan mungkin akan sangat sulit mencari pesawat karena nggak ada aircraft yang tersedia. Oleh karena itu kita juga harus bertanggung jawab untuk menyiapkan sekoci seandainya ini gagal, pailit harus ada yang kita dorong untuk mengisi kekosongan pesawat ini. Jadi begitu ceritanya Pak. Itu hanya sekoci apabila proses in court-nya tadi tidak mencapai harapan kita," terangnya.

Halaman 2 dari 2
(acd/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads