RI Bakal Kebanjiran Investasi UEA Hingga 2024, Nilainya Rp 636 T

RI Bakal Kebanjiran Investasi UEA Hingga 2024, Nilainya Rp 636 T

Siti Fatimah - detikFinance
Kamis, 11 Nov 2021 12:11 WIB
Seorang petugas menata uang dollar di Jakarta, Senin (30/6/2014). Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat terhadap rupiah sehingga mendorong minat masyarakat untuk berburu mata uang negeri Paman Sam ini.
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia sudah menjalin kerja sama melalui investasi dengan Uni Emirat Arab (UEA) dengan total nilai US$ 44,6 miliar atau sekitar Rp 636 triliun (asumsi kurs dolar Rp 14.278).

Investasi tersebut ditargetkan akan terealisasi paling lambat sampai awal tahun 2024 mendatang.

"Kita punya komitmen investasi yang sudah kita teken di sana sebesar US$ 44,6 miliar, ini bukan angka kaleng kerupuk nih," kata Bahlil dalam konferensi pers virtual, Kamis (11/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, dari total US$ 44,6 miliar akan terbagi dalam dua bagian. Pertama US$ 18 miliar atau Rp 257 triliun di INA (Indonesia Investment Authority) dan sisanya di Kementerian Investasi.

"Sekarang target kita ini kan US$ 44,6 miliar bukan tahun 2022 (saja). Semua ini kita rencanakan sampai 2023 akhir atau paling lambat awal 2024 semua sudah terealisasi. Kami ingin komitmen ini harus berakhir sebelum masa periodesasi Pak Jokowi dan Ma'ruf Amin berakhir," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, pihaknya menargetkan di tahun 2022 minimal sudah terealisasi US$ 8 miliar atau sekitar Rp 114 triliun masuk ke Indonesia. Hal itu bukan tanpa alasan, dia mengatakan, air products investasi untuk proyek gasifikasi batubara akan mulai berjalan pada Januari 2022.

"Sudah akan jalan 2022 Januari itu dengan pertamina dengan PTBA (PT Bukit Asam) dan air product dengan pengusaha nasional membangun DME (pengganti LPG)," jelasnya.

Simak Video: 10 Negara Investor Terbesar di Indonesia

[Gambas:Video 20detik]



Selain itu, dalam proyek US$ 44,6 miliar ini di dalamnya terkait dengan infrastruktur, persoalan pertanian, persoalan alat kesehatan, data center, sektor hilirisasi pertambangan, energi baru terbarukan.

"Bahkan dalam US$ 44,6 miliar ada satu kesepakatan yang kita bangun dengan air product yang nilainya itu US$ 13-15 miliar untuk melakukan hilirisasi terhadap batubara low kalori," paparnya.

Beberapa daerah yang diunggulkan untuk menerima proyek investasi ini yaitu di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat, Jawa dan lain-lain. "Sekarang kita dorong untuk juga melakukan hilirisasi terhadap natural gas yang ada di Maluku dan Papua. Ini hampir merata saya dorong," kata Bahlil.

Dia mengatakan, kepercayaan investor UEA semakin baik terhadap Indonesia seiring dengan adanya implementasi UU Cipta Kerja.

"Artinya rasa ada kepastian, rasa adanya transparansi, rasa ada efisiensi dan kecepatan itu sudah mulai terjadi. Memang itu bukan pekerjaan yang gampang, ini pekerjaan yang harus kita lakukan bersama. Susah untuk merubah persepsi publik," tuturnya.

Bahlil yakin dengan langkah awal tersebut dalam 3-4 tahun kedepan Indonesia akan menjadi negara yang disegani. "Karena itu lewat kesempatan berbahagia ini saya punya keyakinan kalau apa yang kita sudah rencanakan dengan progres kekinian maka 3-4 tahun ke depan Indonesia itu insyaallah akan menjadi suatu negara yang disegani dalam konteks ekonomi," pungkasnya.


Hide Ads