Sementara itu, Owner Oma Elly, Andry Susanto juga mengakui adanya potensi untuk produk lokal unggul dalam persaingan di masa pandemi. Apalagi jika diperkuat dengan upaya edukasi sehingga makin banyak masyarakat yang memahami kualitas produk UMKM yang tidak kalah dari produksi luar.
"Banyak orang yang udah nggak lagi kebawa dengan 'mesti internasional'. Ngapain ke luar karena produk lokal sudah banyak. (Jadi) bukan soal keren-kerenan (lagi)," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andry pun sepakat dengan pendapat Andriana yang melihat perlunya pengusaha untuk beralih dari konvensional ke digital. Karena kini mayoritas masyarakat yang menjadi target pasar cenderung memanfaatkan platform digital sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan.
"Digital pasti lebih baik dari konvensional. Screen time kita berapa lama. Bentar-bentar buka handphone. Gue percaya sebenarnya where the customer is, ya kita harus ke sana. Kita mencoba cari cara untuk memperkenalkan diri kepada konsumen. Kalau konsumen di digital ya kita harus ke sana," terangnya.
Diakui Andry, platform digital terutama e-commerce berperan besar dalam perkembangan usaha restorannya hingga bisa menjadi besar. Dia menilai beberapa tahun lalu, tidak banyak supplier yang melirik restoran dengan sistem online. Sehingga ia cukup kesulitan dalam mendapatkan bahan baku untuk bisnisnya.
"Oma Elly nggak mungkin bisa terbentuk 6 tahun yang lalu kalau belum ada Tokopedia. Karena nggak ada supplier yang meladeni restoran online. Nggak ada supplier mau jual barang ke restoran online, supplier daging, supplier susu. Tapi kalau ke supermarket jadi mahal banget. Tapi pas ada Tokopedia, gue bisa nyari apapun suppliernya dengan harga kompetitif," tandasnya.
Sebagai informasi, Andriana dan Andry merupakan salah satu pembicara pada sesi 'Maju dengan Menjadi Lokal' dalam Konferensi Maju Digital GoTo. Acara tersebut merupakan konferensi UMKM terbesar dari GoTo yang menghadirkan rangkaian kelas edukatif dan inspiratif bagi UMKM sesuai kebutuhan dan skala usaha.
(akn/hns)