Menakar Ancaman Ekonomi di Balik Krisis Iklim dan Padatnya Penduduk

Menakar Ancaman Ekonomi di Balik Krisis Iklim dan Padatnya Penduduk

Siti Fatimah - detikFinance
Minggu, 14 Nov 2021 22:28 WIB
Tren Populasi Global, Perlindungan Lingkungan dan Sejarah Kelam Pengendalian Kepadatan Penduduk
Foto: DW (News)
Jakarta -

ASEAN, termasuk Indonesia di dalamnya, berada di urutan ketiga dengan ekonomi yang paling padat penduduknya setelah Cina dan India. Dengan total GDP sekitar US$ 3.08 triliun di 2020, ASEAN kini menjadi ekonomi dengan urutan kelima terbesar di dunia dan diproyeksikan akan naik menjadi urutan keempat dunia di 2030.

Setidaknya jumlah penduduk ASEAN mencapai 662 juta dengan pembangunan kota di area rural yang pesat. Pada 2030, populasi di Kawasan ini akan mencapai 717 juta dengan ekspansi urban tercepat, terutama di Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam.

Gambaran kepadatan penduduk di kawasan ASEAN memperlihatkan risiko besar yang dapat berdampak buruk terhadap lingkungan. Berdasarkan Climate Risk Index, rata-rata per tahun dari 2000 hingga 2019, tiga dari sepuluh negara yang terdampak perubahan iklim ada di kawasan ASEAN, yaitu Myanmar (2), Filipina (4), dan Thailand (9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senior Vice President ABB Motion Asia, R Narayanan mengatakan, perubahan iklim telah memberikan dampak nyata terhadap kerentanan. Di sisi lain justru memberikan banyak kesempatan untuk menekan angka emisi karbon.

"Pesatnya pembangunan di berbagai kota megapolitan di kawasan ASEAN membuat hal ini menjadi fokus utama dalam peningkatan efisiensi energi. Sebagai tempat di mana banyak pertumbuhan dan perubahan sosial dan ekonomi yang sangat dinamis, kota-kota besar di kawasan ini menjadi sumber pertumbuhan emisi gas rumah kaca," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Minggu (14/11/2021).

ADVERTISEMENT

"Namun, dengan mengidentifikasi berbagai sumber tersebut dan juga melihat kesempatan yang ada dimana efisiensi energi dapat memberikan dampak terbesar, kota-kota besar ini dapat menanggulangi krisis iklim yang sedang terjadi," sambungnya.

Dia mengatakan, dalam fase kedua ASEAN Plan of Action of Energy Cooperation (APAEC) yang menargetkan penurunan intensitas energi sebesar 32% di 2025 terdapat tiga sektor utama yang menjadi fokus utama untuk mengadopsi peningkatan efisiensi energi, yaitu bangunan, transportasi, dan industri.

Pihaknya mengklaim berada terdepan di sektor ini termasuk sektor makanan dan minuman, juga sektor air dan pengolahan air limbah yang sangat penting di area konstruksi dan bangunan. ABB juga mengimplementasikan teknologi motor dan drives untuk membantu pemain lokal mengoptimisasi operasi kesehariannya sekaligus menekan efek buruk terhadap lingkungan.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Salah satu proyek revolusioner di Singapura bernama Deep Tunnel Sewerage System (DTSS), sebuah manajemen pengelolaan air yang mutakhir, ABB IE3 motors dan drives mengusung efisiensi energi membantu mengurangi konsumsi energi hingga 30%.

Karena Singapura mengelola ulang dan mengolah air yang telah terpakai dengan proses penggunaan energi yang intensif, mereka selalu mencari solusi yang inovatif untuk meningkatkan efisiensi sumber daya mereka untuk masa depan pengelolaan air yang lebih berkesinambungan.

Sementara itu di Vietnam, pihaknya memberikan tolak ukur baru terhadap inovasi dan keberlangsungan untuk Viettel Group, perusahaan telekomunikasi terbesar di Vietnam. ABB drives digunakan untuk kontrol kecepatan motor elektrik pada ventilasi dan aplikasi pendingin ruangan di kantor pusat Viettel di mana di sana juga terdapat kontrol bangunan pintar dan teknologi inovasi yang ramah lingkungan.

Kemudian, dalam mengoptimisasi peningkatan efisiensi lebih lanjut, konektivitas BACnet pada drives juga diintegrasi dengan sistem otomatisasi gedung untuk penghematan sampai 20% dari total penggunaan energi.

"Ketika kota besar di ASEAN terus bertumbuh, ada begitu banyak kesempatan untuk menurunkan emisi karbon di sektor industri dan infrastruktur," jelas President ABB Motion, Morten Wierod.

Dia mengatakan, jalan menuju masa depan dengan lebih efisiensi energi tergantung pada investasi teknologi terkini dari motors dan drives yang dapat membantu dalam penghematan energi. "ASEAN dapat menunjukan jalan dengan mengambil langkah positif dalam menyusun rencana untuk menerapkan motor elektrik dengan minimum efisiensi untuk mewujudkan masa depan rendah emisi karbon," pungkasnya.

Sekedar informasi, ABB (ABBN: SIX Swiss Ex) adalah perusahaan global terkemuka di bidang engineering yang mendorong transformasi masyarakat dan industri untuk mencapai masa depan yang produktif dan berkesinambungan.


Hide Ads