Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membeberkan tiga tekanan yang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Ketiga tekanan itu adalah globalisasi, disrupsi ekonomi, dan ketahanan kesehatan.
"Tiga ini datangnya bersamaan. Saya rasa ini transisi-transformasi yang terberat yang kita hadapi secara bersama-sama," katanya dalam Digital Technopreneur Fest & Technopreneur Campus FORBIS, Jumat (19/11/2021).
Lanjut Erick, sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat jelas bahwa penting bagi Indonesia untuk menyikapi ketiga tekanan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengajak para pengusaha untuk menyadari bahwa sejak dulu kekuatan Indonesia hanya 2, yaitu sumber daya alam (SDA) dan pangsa pasarnya. Lalu Erick menjelaskan bahwa sekarang Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi yang terbesar di Asia Tenggara.
"Pertanyaannya -saya ingin ketuk dan saya yakin saudara-saudara kita yang kebetulan hari ini para senior yang jadi menteri sama hatinya sama saya- pertanyaannya apakah kita akan membiarkan market kita yang sangat besar ini dipakai untuk pertumbuhan bangsa lain? Jawabannya tentu tidak. Kita harus memastikan yang namanya market kita ini untuk pertumbuhan bangsa kita," tegasnya.
"Apa kita rela sumber daya alam kita dipakai untuk pertumbuhan ekonomi bangsa lain? Pasti jawabannya tidak. Tetap harus menjadi mayoritas pertumbuhan bangsa kita," lanjut Erick.
Namun, Indonesia tidak anti asing. Erick menjelaskan bahwa Menteri Investasi terus menggerakkan investasi dari negara luar. Namun visinya adalah negara harus mendapatkan manfaat lebih besar.
"Sudah sejak lama market kita yang besar ini selalu dijadikan negara-negara lain yang hanya menjadi benalu," sebut Erick.
Mengenai disrupsi digital, dia menjelaskan bahwa 10-15 tahun terakhir terjadi transisi yang luar biasa. Dulu 10 perusahaan terbesar di Amerika Serikat dikuasai oleh perusahaan ritel hingga minyak dan gas, kini sudah bergeser ke teknologi.
"Kita bicara yang namanya digital ekonomi, kita juga harus pastikan hilirisasi digital ekonomi pun harus pro kepada Indonesia bukan memperkaya bangsa lain," lanjutnya.
Dari sisi kesehatan, Indonesia menghadapi tekanan luar biasa atas adanya pandemi COVID-19 yang berdampak terhadap perekonomian.
"Tadi saya mulai mengecek data-data COVID lagi, 88 kota di Indonesia sudah ada mulai peningkatan COVID karena kita sudah mulai kendur, kita tidak bicara yang namanya gelombang ke-3. Lihat sekarang di Jerman sudah minta tolong rumah sakit di Italia. Ketahanan kesehatan kita pun masih rapuh. Obat-obat kita, bahan baku obat kita impor, alat kesehatan kita impor," paparnya.
"Saya yakin senior-senior yang sekarang jadi menteri bukan tipe-tipe yang dikasih sedikit lalu kita menjual negara kita. Karena itu penting sekali kebijakan-kebijakan pemerintah harus pro rakyat dan juga para pengusaha nasional," tambah Erick.