Duta Besar Rosan Roeslani, KBRI di Washington Amerika Serikat diyakini dapat meningkatkan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Amerika Serikat. Menurut Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) Rosan yang juga pengusaha mampu memberikan nilai lebih untuk menarik investor dari Amerika Serikat agar mau berinvestasi di Indonesia.
"Dalam mempromosikan Indonesia sebagai destinasi investasi bagi Amerika Serikat, Duta Besar Rosan Roeslani bisa memanfaatkan forum US Chamber of Commerce dan US-ASEAN Business Council, yang di dalamnya berisi ratusan pengusaha Amerika Serikat. Beberapa sektor yang bisa ditawarkan antara lain perdagangan dua arah, konektivitas digital, kesehatan, hingga pengembangan SDM," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Senin (22/11/21).
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan peran ekonomi digital akan semakin besar dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, kawasan dan dunia. Pertumbuhan sektor ekonomi digital di Indonesia telah mencapai di atas 40 persen per tahun. Dengan berinvestasi di sektor ekonomi digital Indonesia, menurutnya akan menjadi pintu masuk bagi Amerika Serikat ke pasar ekonomi digital ASEAN yang saat ini bernilai lebih dari US$ 100 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada November 2020, pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat telah menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) mengenai pendanaan infrastruktur dan perdagangan senilai USD 750 juta. Serta penandatanganan Letter of Interest (LoI) dari United States International Development Finance Corporation (DFC) yang akan menginvestasikan US$ 2 miliar atau setara Rp 28,3 triliun untuk Sovereign Wealth Fund/SWF (Lembaga Pengelola Investasi di Indonesia). Kedua perjanjian tersebut ditandatangani di akhir periode pemerintahan Presiden Trump, KBRI Washington perlu mengawal jangan sampai ada perubahan di masa pemerintahan Presiden Joe Biden," jelas Bamsoet.
Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan KADIN Indonesia ini menerangkan, KBRI Washington juga bisa memuluskan kembali rencana pemerintah Indonesia menarik Elon Musk berinvestasi di Indonesia. Tidak hanya pada sektor pengembangan kendaraan listrik Tesla, melainkan juga menjadikan Indonesia sebagai lokasi launching pad (landasan peluncuran roket) Space X.
"Pasca pembicaraan via telepon antara Presiden Joko Widodo dengan Elon Musk pada Desember 2020 lalu, Elon Musk sempat menyatakan ketertarikannya berinvestasi di Indonesia. Namun realisasinya hingga kini masih terkendala beberapa hal. KBRI Washington harus bisa menjadi problem solver," terang Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menyebut pengembangan industri baterai untuk kendaraan listrik sangat menjanjikan. Apalagi Indonesia memiliki sumber daya nikel dan kobalt yang melimpah. Bahkan sejak tahun 2018, Indonesia telah diakui sebagai raja nikel dunia karena menguasai 21 miliar ton atau sekitar 30 persen cadangan dan sumber daya nikel dunia. Selain itu, Indonesia juga memiliki kekayaan material komponen penting untuk industri baterai selain nikel, di antaranya 1,2 miliar ton aluminium, 51 miliar ton tembaga, dan 43 miliar ton mangan.
"Sebagai salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam mengembangkan kendaraan listrik, Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan," jelasnya.
"Indonesia juga sudah mendirikan Indonesia Battery Corporation (IBC). Sebuah holding yang dibentuk oleh empat BUMN, yaitu PT. Indonesia Asahan Aluminium, PT. Aneka Tambang Tbk, PT. Pertamina, dan PT. PLN, untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air," pungkas Bamsoet.
Tonton juga Video: Kunker Ke LN, Jokowi Rayu Investor untuk Tanam Modal di RI