Nggak Cuma Kontainer Langka, Ini Krisis Baru di Sektor Logistik

Nggak Cuma Kontainer Langka, Ini Krisis Baru di Sektor Logistik

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 23 Nov 2021 18:15 WIB
KAI Logistik gartiskan angkutan oksigen untuk penanganan COVID-19 (Foto: dok PT KAI)
Ilustrasi/Foto: KAI Logistik gartiskan angkutan oksigen untuk penanganan COVID-19 (Foto: dok PT KAI)
Jakarta -

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bicara soal krisis baru di sektor logistik. Kini bukan cuma kelangkaan kontainer saja yang menurutnya terjadi secara global.

Budi Karya awalnya menjelaskan krisis kontainer terjadi karena ada masalah secara global. Dia mengungkapkan ada beberapa pelabuhan internasional besar di luar negeri mogok. Kapal tertahan, kontainer pun ikut tertahan.

"Ini ada kontraksi di tingkat internasional kita tahu ada mogok di Eropa, Amerika sehingga kapal stuck di sana, kontainer juga tertahan di sana," ungkap Budi Karya dalam webinar Kagama, Selasa (23/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia melanjutkan hal ini pun membuat harga kirim barang pun jadi naik. Bukan cuma karena kontainer yang menipis jumlahnya saja namun juga karena banyak perusahaan pelayaran menahan ruang kapalnya untuk mengangkut barang.

Saat ini menurutnya bukan cuma krisis kontainer yang terjadi melainkan krisis ruang kapal yang ujungnya menaikkan harga kirim barang.

ADVERTISEMENT

"Celakanya menurut data, hal ini juga dimanfaatkan oleh shipping line untuk memberikan suatu ruang kapal yang terbatas pula. Jadi, sebenarnya bukan krisis kontainer lagi sekarang, tapi krisis ruang," ungkap Budi Karya.

"Ruang kapal itu berkurang maka otomatis di dalam negeri jadi suatu kontraksi juga di mana angkutan tertentu menipis, ruang kapal berkurang, harga jadi naik," lanjutnya.

Budi Karya bilang saat ini pemerintah sudah bicara dengan Kamar Dagang Industri (Kadin) selaku organisasi pengusaha untuk mencari jalan keluar masalah ini. Salah satu caranya adalah menghimpun para anggota Kadin untuk memberikan ruang kapal lebih dan mengirim barang secara kolektif, ke luar negeri misalnya.

"Kita sudah koordinasi dengan Kadin bagaimana solusinya, di antaranya kita mau ada Indonesia Incorporated yang mulai satu perjalanan," ungkap Budi Karya.

Namun nyatanya hal itu susah untuk dilakukan, Budi Karya bilang kini antar bendera pelayaran justru saling berkompetisi.

"Nggak mudah ternyata antara pelayaran ini ada kompetisi juga kami sedang damaikan mereka agar kompak dan bikin barangnya dikumpulkan dan efisien," ungkap Budi Karya.

Tonton juga Video: Truk Kontainer Terguling dan Timpa Minibus di Cipularang, 1 Orang Tewas

[Gambas:Video 20detik]



(hal/eds)

Hide Ads