Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan membubarkan perusahaan BUMN yang sudah tidak bisa beroperasi dan menguntungkan. Saat ini ada 7 BUMN yang kondisinya kritis.
Direktur PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) Yadi Jaya Ruchandi mengungkapkan mulai dari perusahaan konstruksi, penerbangan, pabrik kertas, pabrik gelas sampai pabrik tekstil. Yadi mengungkapkan, untuk perusahaan tekstil yang akan dibubarkan ini karena tidak punya bisnis yang bergerak di bidang tekstil.
"Mereka trading sarung, ya ada tekstilnya dikit ya. Tapi sekarang trading sarungnya juga sudah loss," kata dia dikutip dari YouTube Kementerian BUMN, Jumat (26/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 'Suntik Mati' 7 BUMN Dimulai, Siapa Duluan? |
Dia mengungkapkan lalu ada perusahaan BUMN gelas, lalu Merpati yang sudah tidak memiliki arah bisnis yang jelas. Menurut Yadi, sebenarnya para perusahaan ini masih bisa untuk mendapatkan proyek.
"Kalau proyek gampang, cuma untung atau nggak?" jelas dia.
Menurut Yadi, untuk Istaka Karya sudah masuk PKPU dan disebut sudah tak bisa menyelesaikan kewajiban-kewajibannya.
Bagaimana proses suntik mati 7 BUMN tersebut? Lanjut ke halaman berikutnya.