Ekonomi RI Kena Luka Dalam Gara-gara COVID-19, Kok Bisa?

Ekonomi RI Kena Luka Dalam Gara-gara COVID-19, Kok Bisa?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 02 Des 2021 12:16 WIB
Sri Mulyani
Foto: Instagram @smindrawati
Jakarta -

Pandemi COVID-19 ikut memberikan dampak buruk bagi ekonomi di seluruh dunia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap ada efek luka dalam yang dirasakan sektor ekonomi imbas dari COVID-19.

Pekerjaan rumah seluruh pemangku kebijakan ekonomi saat ini adalah menyembuhkan luka dalam tersebut.

"Dalam pandemi COVID-19 yang terjadi ini kita menghadapi ekonomi yang terpengaruh sangat dalam. Ada efek luka dalam, kita harus pulihkan ekonomi dan sembuhkan luka ekonomi akibat adanya pandemi yang dalam," ungkap Sri Mulyani dalam webinar DSN MUI, Kamis (2/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan saat ini sangat banyak negara-negara yang yang hadapi krisis serius akibat COVID-19. Bahkan negara-negara sekelas anggota G20 pun banyak yang menghadapi krisis serius.

"Negara-negara emerging country G20 itu banyak sekali yang menghadapi krisis serius. Salah satunya karena dimensi makronya dalam goncangan besar ditambah lagi kena efek COVID-19," ungkap Sri Mulyani.

ADVERTISEMENT

Di Indonesia dia mengatakan instrumen APBN akan dikerahkan untuk memulihkan luka ekonomi akibat COVID-19. Dia menegaskan APBN akan fokus pada fungsi distribusi, alokasi, hingga stabilisasi ekonomi.

"Itu lah kenapa APBN penting. Melalui APBN kita ingin mencapai tujuan keadilan, karena di dalamnya ada fungsi distribusi, alokasi, kemajuan efisiensi, dan juga stabilisasi perekonomian," ungkap Sri Mulyani

"Peran APBN sangat luar biasa dalam hadapi musibah COVID-19,"ujarnya.

Lanjut halaman berikutnya.

Simak video 'Menkeu Sri Mulyani: Transformasi Digital Kunci Bagi Pelaku UMKM':

[Gambas:Video 20detik]



Sebagai contoh saja, dia memaparkan melalui APBN pemerintah membentuk adanya jaring pengaman sosial. Di dalamnya ada bantuan sosial yang diberikan kepada penduduk miskin untuk membantu menghadapi efek COVID-19.

Di sisi lain untuk menjaga stabilitas sektor perbankan, pemerintah juga menerbitkan kebijakan restrukturisasi kredit hingga subsidi bunga.

"Kolaborasi ini jadi penting sama juga dengan pinjaman-pinjaman yang alami kesulitan. Maka kami melakukan upaya restructuring dan pemerintah menambahkan dengan subsidi bunga. Dengan begitu, pemerintah dan perbankan bisa hadapi shock yang luar biasa," ungkap Sri Mulyani.

"Pemerintah juga tempatkan dana di bank-bank BPD, kemudian disambungkan ke BPR agar likuiditas dan suku bunga bisa diturunkan serendah mungkin," pungkasnya.


Hide Ads