PT Angkasa Pura I (Persero) sedang mengalami tekanan kinerja operasional dan finansial akibat pandemi COVID-19. Perseroan memiliki utang Rp 28 triliun dan kewajiban terhadap karyawan dan supplier Rp 4,7 triliun, atau totalnya Rp 32,7 triliun.
"Sebenarnya kondisi Angkasa Pura I itu tidak seburuk dari yang diberitakan di media selama ini. Memang kita ada utang kepada kreditur dan investor itu sampai dengan bulan November 2021 itu sebesar Rp 28 triliun, bukan Rp 35 triliun, tapi Rp 28 triliun," katanya dalam konferensi pers, Rabu (8/12/2021) kemarin.
Angkasa Pura I Lakukan Restrukturisasi
Angkasa Pura I melakukan restrukturisasi dengan melakukan upaya asset recycling, intensifikasi penagihan piutang, pengajuan restitusi pajak, efisiensi operasional seperti layanan bandara berbasis trafik, simplifikasi organisasi, penundaan program investasi, serta mendorong anak usaha untuk mencari sumber-sumber pendapatan baru (transformasi bisnis).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami optimis dengan program restrukturisasi ini dapat memperkuat profil keuangan perusahaan ke depan. Terutama kemampuan kami untuk memastikan penambahan pendapatan cash in, efisiensi biaya dan upaya fund raising. Hal yang menggembirakan adalah adanya kenaikan trafik penumpang di akhir-akhir ini hingga mencapai 129.000 pada 28 November lalu dari rata-rata trafik sebelumnya yang hanya hanya sekitar 55.000-60.000 per hari. Hal ini yang membuat optimisme kami terjaga," ujar Faik dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
Baca juga: Daftar 6 BUMN yang Punya Utang Menggunung |
Selain itu, untuk mendorong peningkatan pendapatan lainnya, transformasi bisnis usaha yang dilakukan Angkasa Pura I adalah menjalin kerja sama mitra strategis untuk Bandara Hang Nadim Batam, Bandara Dhoho Kediri, Bandara Lombok Praya; pemanfaatan lahan tidak produktif seperti lahan Kelan Bay Bali; dan mengembangkan airport city Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) serta eks Bandara Selaparang Lombok.
"Manajemen tengah berupaya keras untuk menangani situasi sulit ini dan berkomitmen untuk dapat survive dan menunaikan kewajiban perusahaan kepada kreditur, mitra, dan vendor secara pasti dan bertahap. Dengan berbagai inisiatif strategis tersebut kami optimis dapat bertahan menghadapi kondisi sulit ini dan mulai bangkit pada 2022 serta dapat mencatatkan kinerja keuangan positif," ujarnya.
Total target hasil restrukturisasi akan mencapai tambahan dana Rp 3,8 triliun, efisiensi biaya sebesar Rp 704 miliar dan perolehan fund raising sebesar Rp 3,5 triliun.
Baca juga: 2 Bandara Diperketat Cegat Omicron |
Dengan adanya pembangunan bandara Angkasa Pura I maka secara konsolidasi menambah aset perusahaan. Di 2021 ini akan mencapai Rp 44 triliun dari semula Rp24 triliun di 2017, saat proyek-proyek pengembangan bandara mulai dilaksanakan.
"Tentunya dengan selesainya pelaksanaan pembangunan dan perluasan terminal bandara, maka seluruh bandara Angkasa Pura I menjadi lebih cantik, lebih nyaman, dan dapat secara fleksibel menerapkan protokol kesehatan dengan lebih baik lagi," tutur Faik.
Penumpang di Bandara AP I turun. Cek halaman berikutnya.