Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia periode November 2021 surplus US$ 3,51 miliar. Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan angka ini merupakan lanjutan kinerja positif neraca dagang RI yang sudah surplus sejak Mei tahun lalu.
Margo mengungkapkan, walaupun secara keseluruhan surplus namun tidak terjadi pada semua negara. "Dengan tiga negara utama Indonesia surplus dan tiga lainnya defisit," kata dia dalam konferensi pers, Rabu (15/12/2021).
Dia menambahkan, misalnya Amerika Serikat (AS) RI mengalami surplus sebesar US$ 1,8 miliar. Komoditas dagangnya antara lain pakaian dan asesoris atau rajutan serta pakaian dan asesoris bukan rajutan.
Kemudian dengan Filipina yang surplus sebesar US$ 801,8 juta. Ini berasal dari komoditas utama yakni bahan bakar mineral serta kendaraan dan bagiannya.
Selanjutnya, mengalami surplus dengan Malaysia sebesar US$ 687,8 juta. Komoditas pendorongnya adalah bahan bakar mineral serta minyak hewan lemak nabati.
"Indonesia defisit dagang dengan Thailand sebesar US$ 405,2 juta. Ini disebabkan oleh turunnya permintaan komoditas barang plastik dan bahan daripadanya serta mesin dan peralatan mekanis," jelas dia.
Namun, RI masih defisit dengan China sebesar US$ 366,4 juta. Komoditasnya antara lain mesin dan peralatan mekanis serta mesin dan perlengkapan elektrik.
Selanjutnya RI defisit dengan Australia sebesar US$ 345,4 juta. Komoditas yang mengalami penurunan adalah serealia.
Simak Video "BPS: Per Agustus 2021, Pengangguran di RI Ada 9,1 Juta Orang"
(kil/zlf)