Harga sejumlah bahan pokok terus naik di momen Natal dan Tahun Baru ini, salah satunya cabai. Kenaikan itu berdampak kepada pengusaha kuliner yang membutuhkan cabai untuk pembuatan sambal.
Ayam Bakar Mas Toro, di Depok salah satu yang menyajikan hidangan dengan sambal pedas khasnya bernama sambal ndawer. Dikarenakan harga cabai terus naik, pemilik bernama Ahmad memutuskan untuk mengenakan biaya tambahan sebesar Rp 3.000/porsi untuk sambalnya itu.
"Kita ada kebijakan untuk sambal tertentu, kalau di kita sambal ndawer itu kita kasih harga, sebelumnya nggak bayar, nggak ada tambahan biaya. Akhirnya setelah cabai naik ini kita kasih tambahan Rp 3.000 kalau mau sambal yang ndawer," kata Ahmad kepada detikcom, Senin (27/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan keputusannya mengenakan biaya tambahan ke sambal, Ahmad mengaku banyak mendapat pertanyaan dari para pelanggan. Dia pun mencoba menjelaskan apa adanya yang sedang dihadapi.
"Sejauh ini belum ada (komplain), tapi mereka pada nanya kok sekarang ada biayanya, ya kita jelasin lah bahwa ada kenaikan harga cabai, kenaikannya juga sangat tinggi, jadi berefek pada penjualan," jelasnya.
Jika tidak mau berbayar, Ahmad tetap menyediakan sambal gratis bagi pelanggannya yaitu sambal merah dengan rasa yang tidak terlalu pedas. "Jadi menu sambal tertentu saja yang kita kenakan charge," terangnya.
Ahmad mengaku sudah menerapkan pola ini sejak terjadi kenaikan harga cabai berkali-kali lipat hingga sempat tembus Rp 180.000/kg pada Maret 2021 lalu. Jika harga sudah kembali normal, dia mengaku akan kembali menggratiskan sambal ndawer khasnya.
"Kalau kenaikan harga cabai kayak gini, pedagang kayak kita yang basis jualannya sambal, itu pasti kerasa dampaknya, sekarang pun kita kerasa lagi. Kalau memang nanti harga cabai normal lagi, bisa kita pertimbangkan untuk nggak pakai biaya lagi sambalnya," ucapnya.
Pemerintah dalam hal ini diharapkan dapat segera menstabilkan harga bahan pokok, dalam hal ini cabai. "Tolong dibantu lah kendalikan harga, masa setiap tahun ngaco gini harganya. Kan kita pedagang UMKM ini resah," tandasnya.
(aid/dna)