2022, Saatnya Akselerasi

Kolom

2022, Saatnya Akselerasi

Sakti Wahyu Trenggono - detikFinance
Rabu, 29 Des 2021 12:52 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono
Foto: KKP
Jakarta -

KKP harus rebound. Itulah tekad saat pertama kali saya resmi berkantor di Gedung Mina Bahari sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) periode 2021-2024 setahun lalu. Ketika itu banyak yang menganggap mustahil mengingat posisi kementerian sedang lesu termasuk tim di dalamnya.

Saya sendiri mengakui sedikit grogi karena tidak punya pengalaman, apalagi ilmu di bidang kelautan dan perikanan. Bahkan makan ikan saja saya kurang doyan.

Tapi karena jabatan ini amanah dan saya sudah berniat mengabdikan diri kepada negara, maka saya sudah bertekad tak boleh setengah-setengah.

Ikhtiar saya mulai dengan memperbanyak belajar dari para ahli, mendengar setiap masukan, dan membangun kekompakan di tubuh organisasi. Tidak ada superman melainkan superteam. Ini saya tekankan setiap rapat koordinasi dengan semua jajaran di internal KKP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alhamdulillah perjuangan bersama setahun ke belakang membuahkan hasil. Kementerian ini mampu bangkit dengan mencetak sejarah perolehan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tertinggi sepanjang masa mendekati angka Rp 1 triliun. Meningkat hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya di angka Rp 600-an miliar.

Kinerja ekspor juga gemilang. Sepanjang Januari-Oktober 2021 mampu mencatatkan nilai US$ 4,56 atau melesat 6,6% dari periode sebelumnya, meski di pertengahan tahun dunia dilanda gelombang kedua COVID-19. Komoditas unggulan ekspor terdiri dari udang (40%), tuna cakalang tongkol (13%), rajungan kepiting (11%), cumi sotong gurita (10%), dan rumput laut (6%). Sedangkan negara tujuan terbesar adalah Amerika Serikat, China, Jepang, Asean, dan Uni Eropa.

Kemudian nilai tukar nelayan, pembudidaya, petambak garam turut merangkak naik walaupun belum mencapai angka terbaik. Targetnya, angka yang saat ini seratusan bisa tumbuh seratus persen sehingga membuktikan bahwa pelaku utama sektor kelautan dan perikanan benar-benar sejahtera hidupnya.

ADVERTISEMENT

Rangkaian capaian di atas membuktikan bahwa langkah KKP memperbaiki regulasi dan mengedepankan inovasi teknologi dalam memberi kemudahan layanan ke tengah masyarakat, berbuah manis.

Ada satu lagi capaian diri saya pribadi. Saya kini menyukai masakan ikan. Ternyata rasanya nikmat sekali jika ikan diolah dalam kondisi segar. Dan menjadi tugas kami memastikan produk perikanan terjaga mutu dan kualiatasnya sampai ke tangan masyarakat konsumen.

Untuk memastikan hal itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah menyiapkan tiga program terobosan yang implementasinya akan diakselerasi pada tahun 2022. Produk perikanan berkualitas tentunya bukan satu-satunya tujuan dari penerapan program terobosan ini.

Lanjut ke halaman berikutnya

Akselerasi

Bentuk program terobosan yang akan diakselerasi adalah penerapan kebijakan penangkapan terukur di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI), pengembangan budidaya perikanan untuk komoditas berorientasi ekspor (udang, lobster, kepiting, dan rumput laut), serta pembangunan 130 kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal, dan 120 kampung nelayan maju.

Implementasi turunan tiga program terobosan tentu memiliki sejumlah tantangan, mulai dari kesiapan infrastruktur, kualitas sumber daya manusia (SDM), sampai pada kekuatan teknologi. Namun tantangan bukanlah halangan, sehingga saya pastikan implementasinya tetap berjalan sesuai waktu yang telah direncanakan.

Untuk akselerasi ini, selain mengandalkan anggaran belanja KKP, kami memperkuat kolaborasi dengan sesama kementerian, pemerintah daerah, pelaku usaha, hingga investor utamanya dari dalam negeri. Kolaborasi mencakup berbagai bidang, seperti penyiapan lahan untuk pengembangan budidaya udang, pembangunan sarana prasana pelabuhan perikanan, penguatan sumber daya manusia, penerapan teknologi informasi, maupun pengawasan sumber daya alam laut.

Akselerasi program terobosan tentu untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di pusat dan daerah, yang tentunya tanpa mengabaikan kesehatan laut serta kelestarian lingkungan di sekitar tambak-tambak budidaya. Kesehatan ekologi merupakan panglima dalam tata kelola sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia masa kini.

Target yang tak kalah penting dari penerapan kebijakan penangkapan terukur hingga pembangunan kampung perikanan budidaya dan kampung nelayan maju pada tahun 2022 adalah mengentaskan kemiskinan ekstrem yang sebagian besar terjadi di wilayah pesisir.

Program kampung nelayan maju akan menyasar 120 kabupaten/kota di mana 50 daerah di antaranya termasuk dalam kriteria miskin ekstrem. Kemudian program kampung perikanan budidaya mencakup 130 kabupaten/kota, dengan 53 di antaranya adalah wilayah miskin ekstrem.

Khusus untuk kebijakan penangkapan terukur, saya sampaikan bahwa ini merupakan asa bagi generasi mendatang. Dengan mengatur sistem penangkapan ke dalam zonasi dan kuota, kami ingin menjamin populasi sumber daya laut terjaga sampai masa-masa akan datang. Selain itu, ini menjadi era baru penangkapan ikan di Indonesia. Tak ada lagi Illegal, Unregulated, Unreported, Fishing (IUUF), semua menjadi Legal, Regulated, Reported, Fishing (LRRF).

Akhir kata saya ingin sampaikan, tidak ada akselerasi yang didapat dengan berleha-leha. Butuh kerja lebih keras, belajar lebih banyak, dan mendengar lebih sering. Insya Allah, KKP bisa mengukir keberhasilan lebih banyak lagi di tahun 2022.

Sakti Wahyu Trenggono
Menteri Kelautan dan Perikanan RI



Simak Video "Menteri Trenggono Jelaskan Makna Logo Baru KKP"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads