Ssst! Ini Rahasia di Balik Biji Kakao Jembrana yang Mendunia

Ssst! Ini Rahasia di Balik Biji Kakao Jembrana yang Mendunia

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Sabtu, 01 Jan 2022 10:45 WIB
Top! Ini Rahasia di Balik Biji Kakao Jembrana yang Mendunia
Foto: Dok. LPEI
Jakarta -

Aroma khas biji kakao merupakan salah satu keunikan yang dimiliki komoditas kakao Jembrana, Bali dibandingkan dengan kawasan lainnya di Indonesia. Terkenal dengan fermented cocoa bean atau biji kakao fermentasi, desa ini juga merupakan Desa Devisa pertama yang mendapat pendampingan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank.

Pelatihan dan pendampingan yang diberikan LPEI kepada para petani kakao, anggota dan pengurus koperasi yang tergabung dalam Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS) merupakan cikal bakal Desa Devisa Kakao Jembrana yang berlokasi di Desa Nusasari, Kabupaten Jembrana, Bali.

Selama tahun 2021, salah satu kendala kesulitan yang dihadapi para petani kakao di Jembrana adalah penurunan tingkat produksi. Hal ini dikarenakan oleh faktor perubahan iklim, terutama dampak dari fenomena La Nina yang mengakibatkan curah hujan yang sangat tinggi sehingga rontoknya bunga dan bakal buah yang layu karena curah yang tinggi dan kondisi kebun yang lembab.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Volume biji kakao kering fermentasi yang dihasilkan mengalami penurunan sangat signifikan dari 48 ton di tahun 2020 ke posisi 24 ton di tahun 2021. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat juang para petani dan pengurus Koperasi KSS untuk terus mencari calon pembeli dari luar negeri.

Di tahun 2021 Koperasi KSS melakukan ekspor ke sejumlah negara di Eropa yaitu Belgia dan Belanda, Jepang, dan Amerika Serikat (AS) dengan total pengiriman mencapai 12,5 ton. Jika dibandingkan dengan sebelumnya pada tahun 2020, Koperasi KSS di tahun 2021 mendapatkan peluang untuk masuk ke pasar AS.

ADVERTISEMENT

"Peluang bagi kami di Koperasi KSS untuk bisa masuk ke pasar Amerika dan sekaligus juga tantangan yang dihadapi oleh Koperasi antara lainnya berkaitan dengan adanya pemenuhan aturan Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat. Tapi kami bangga karena mampu menembus pasar Amerika di tengah kondisi pandemi seperti saat ini," ujar Ketua Koperasi KSS, I Ketut Wiadnyana dalam keterangannya, Jumat (31/12/2021).

Ketut juga mengungkapkan di tahun 2022 memiliki target hasil produksi biji kakao fermentasi kering mencapai 75 ton dan sedang melakukan beberapa persiapan untuk ekspor ke Valrhona, Perancis.

Secara terpisah Corporate Secretary LPEI, Agus Windiarto menyampaikan pihaknya aktif melakukan pendampingan secara intensif terhadap Desa Devisa binaan untuk mencari solusi terhadap apapun kendala yang mereka hadapi.

"Semoga di tahun 2022 komoditas Indonesia dapat terus meningkatkan daya saing di pasar global dan menghasilkan eksportir-eksportir baru melalui program Jasa Konsultasi LPEI," ujar Agus.

(ara/ara)

Hide Ads